Yolanda Agatha, Pelaku UMKM Kuliner Perempuan yang Bantu Angkat Ekonomi 100 Keluarga Karyawan di Usia 25 Tahun

Impiannya sebagai anak sulung adalah memberikan penghidupan yang terbaik untuk keluarga
Foto: Istimewa (Dokumentasi ini diambil sebelum masa pandemi COVID-19)
Foto: Istimewa (Dokumentasi ini diambil sebelum masa pandemi COVID-19)

Bisnis.com, JAKARTA - Semangat juang R.A. Kartini untuk kesetaraan peran perempuan menginspirasi Yolanda Agatha sejak masih di bangku sekolah. Impiannya sebagai anak sulung adalah memberikan penghidupan yang terbaik untuk keluarga, sebuah impian yang akhirnya perlahan tercapai di usianya yang masih belia. Kini, tidak hanya menopang keuangan keluarga, perempuan kelahiran tahun 1995 ini kini sukses mengelola 21 cabang restoran salad buah yang bernama Salad Nyoo dan menopang lebih dari 100 karyawan dan keluarganya untuk bisa lebih berdaya dan sejahtera, meskipun di tengah pandemi.

Yolanda Agatha, Pelaku UMKM Kuliner Perempuan yang Bantu Angkat Ekonomi 100 Keluarga Karyawan di Usia 25 Tahun
Foto: dok. Gojek (Dokumentasi ini diambil sebelum masa pandemi COVID-19)

“Merintis bisnis pastinya nggak mudah. Dulu sempat ada calon karyawan yang ragu untuk bergabung dengan Salad Nyoo karena saya, pemiliknya perempuan dan dianggap masih muda. Tapi, hal seperti itu nggak mematahkan semangat saya. Malah saya semakin termotivasi untuk membuktikan ke diri sendiri bahwa perempuan dan usia yang muda memiliki kesempatan yang sama untuk maju sekaligus membawa manfaat bagi banyak orang di sekitar.  Mantap menjadi wirausaha, saya yakin tekad, latar belakang pendidikan dan pengetahuan bisnis yang saya miliki, serta kepercayaan orang sekitar adalah daya dukung terbesar saya,” kata Yolanda.

Di era yang serba digital ini, kata Yolanda, kesempatan perempuan untuk setara, baik itu dari sisi keterampilan maupun dalam berbisnis, semakin terbuka lebar. Yolanda mengakui, bisnis kuliner yang awalnya ia kelola sendiri, mulai dari produksi, administrasi, hingga pengantaran ke pelanggan, tidak akan bisa berkembang seperti tanpa bantuan teknologi Gojek, terutama GoFood. Sejak melihat pertumbuhan pesat outlet pertamanya di aplikasi GoFood, Yolanda semakin mantap mengambil kesempatan untuk menerima pesanan lebih banyak. Langkah awal  yang ternyata berbuah manis. Di masa pandemi seperti ini, ia menuturkan, hampir 70% orderan masuk melalui platform digital, salah satunya melalui GoFood. Saat ini, Salad Nyoo sudah berhasil membuka 21 outlet yang tersebar di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Klaten.

Layaknya bisnis pada umumnya di masa pandemi, Salad Nyoo juga merasakan berbagai tantangan, apalagi target pelanggan terbesarnya selama ini adalah mahasiswa. Namun, kejelian melihat peluang dan pemanfaatan platform digital serta media sosial membuat bisnis ini bisa tetap bertahan. “Saya bersyukur banget dengan adanya GoFood dan aplikasi GoBiz yang mempermudah saya dalam mempelajari kebutuhan masyarakat. Misalnya, selama pandemi, saya mempelajari laporan kinerja via GoBiz tentang lokasi pemesanan pelanggan, jadi bisa menganalisis lebih jauh tentang target pelanggan saya, apakah itu  berasal dari kawasan perumahan di luar wilayah kampus. Tidak hanya itu, dengan mempelajari bertambahnya jumlah menu yang dipesan per transaksi, saya jadi semakin mengerti siapa dan apa kebutuhan pelanggan Salad Nyoo sekarang. Data perubahan perilaku pelanggan ini yang membuat saya akhirnya menawarkan menu bundling dengan promo GoFood di waktu-waktu tertentu. Dengan bantuan teknologi, usaha saya bisa cepat menyesuaikan dengan kondisi yang ada dan kami mampu jalan terus walaupun di kondisi yang menantang,” kata Yolanda.

Tetap bersemangat dalam mengelola bisnis, Yolanda mengatakan, “Saya nggak pernah menyangka bisa bekerja dengan ratusan karyawan seperti sekarang ini untuk mendukung operasional Salad Nyoo. Kalau dilihat perbandingannya, mayoritas (70%) adalah perempuan, yang sebagian besar motivasinya ingin sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga membantu menambah penghasilan suami. Saya bersyukur banget usaha yang dirintis  dari kamar kos-kosan di pinggiran Kota Yogyakarta bisa diterima dengan baik oleh pelanggan, dan bisa jadi peluang bagi para karyawan, terutama perempuan untuk bisa mandiri secara finansial, apalagi di masa pandemi.”

“Kuncinya menurut saya, adalah menjadikan karyawan ini sebagai aset penting yang harus kita jaga. Kalau kita berharap bisa didukung oleh tim, kita juga harus bisa mengangkat derajat mereka, baik itu dari sisi penghasilan maupun kepedulian kita secara personal,” tutup Yolanda. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper