Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ritel Diprediksi Membaik, Pengembang Diimbau Tetap Fleksibel

Kinerja pusat perbelanjaan diprediksi meningkat saat Ramadan hingga Idulfitri.Meski demikian, kalangan pengembang pusat perbelanjaan atau mal diimbau tetap fleksibel dalam menetapkan tarif sewa.
Suasana salah satu mal di Depok, Jawa Barat./Bisnis/Himawan L. Nugraha
Suasana salah satu mal di Depok, Jawa Barat./Bisnis/Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ritel diprediksi membaik saat Ramadan hingga Idulfitri. Namun, selepas itu, pengembang mal pusat perbelanjaan sebaiknya tetap fleksibel dalam hal sewa-menyewa dan service charge yang dibayarkan.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto memprediksi mal atau pusat perbelanjaan mengalami kenaikan traffic dan kinerja pada masa larangan mudik.

Dia mengemukakan dengan kondisi saat pandemi ini, dengan tambahan larangan mudik Idulfitri, masyarakat tak punya banyak pilihan untuk berekreasi, sehingga kunjungan ke pusat perbelanjaan berpotensi meningkat.

Selain itu, ungkapnya, peritel dan operator pusat perbelanjaan biasanya menghadirkan program diskon untuk memastikan pengunjung mendatangi pusat perbelanjaan atau ruang ritel mereka.

Dia mengutip pernyataan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja yang memprediksi bisnis ritel meningkat hingga 40 persen. “Artinya peningkatan yang dimaksud APPBI itu mungkin terjadi dan ini merupakan momentum yang baik bagi pasar ritel,” kata Ferry.

Kinerja penjualan ritel biasanya mencapai puncaknya selama Ramadan dan Idulfitri. Jadi, peritel akan mendapat keuntungan dari musim Ramadan dan Idulfitri ini. Bahkan, dalam kondisi saat ini, lanjut Ferry, kinerja ritel diproyeksikan meningkat meski tidak sebesar sebelum pandemi.

Dia mengingatkan momentum tersebut perlu dijaga, agar selepas Ramadan dan Idulfitri para retailer tetap memiliki kinerja penjualan yang stabil.

Colliers memprediksi setelah Ramadan dan Idulfitri penjualan ritel menurun, seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, peritel harus mengembangkan strategi untuk memastikan penjualan tidak turun ke titik terendah seperti pada awal pandemi.

Ferry berpendapat ada beberapa faktor tambahan yang dapat membantu sektor ritel untuk pulih lebih cepat seperti meningkatnya jumlah orang yang divaksin serta operator pusat perbelanjaan dan peritel yang tetap patuh menerapkan protokol kesehatan.

“Itu seharusnya meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk mengunjungi mal dan akan berdampak positif terhadap kinerja ritel dan bagi pusat perbelanjaan,” tuturnya.

Selanjutnya, setelah Idulfitri, peritel bisa menganalisa kinerja mereka. Jika dalam beberapa bulan kemudian angka penjualan dianggap stabil, insentif atau diskon yang diberikan oleh pengembang kepada tenants dapat ditinjau kembali, sehingga sewa-menyewa dapat kembali normal.

Namun, bagi peritel di segmen tertentu yang terus berjuang untuk meningkatkan penjualan, pengembang pusat perbelanjaan dapat tetap fleksibel dalam hal sewa-menyewa dan service charge yang dibayarkan.

Selain itu, bagi tenant yang baru akan beroperasi, saat-saat seperti Ramadan dan sebelum Idulfitri ini menawarkan peluang yang lebih besar untuk menghasilkan penjualan yang lebih baik.

“Kita semua tahu bahwa intensitas berbelanja meningkat selama bulan suci ini, itu peluang yang baik untuk terus menawarkan diskon dan menyusun strategi penjualan lain yang dianggap efektif menarik pengunjung ke pusat perbelanjaan,” kata Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper