Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa gambaran peran perempuan di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang positif.
Menurutnya, hal ini dapat dilihat dari banyaknya tokoh perempuan yang telah menduduki posisi pimpinan, baik di lembaga publik maupun swasta dan dengan prestasi yang diakui pihak eksternal.
“Sebagai contoh Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi, dan Ibu Mari Pangestu, Mantan Menteri Perdagangan yang sekarang menjadi salah satu Managing Director World Bank. Bahkan di aspek politik, anggota legislatif di DPR terus meningkat dari 97 orang di 2014 menjadi 117 orang di 2019,” katanya kepada Bisnis, Selasa (20/4/2021).
Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Destry menyampaikan upaya untuk meningkatkan peran perempuan di level pembuat kebijakan pun harus terus didukung dengan dua arah.
Pertama, perempuan harus memiliki kompetensi dan siap berkompetisi dengan siapa saja. Kedua, dari sisi lembaga juga harus objektif dan memiliki mekanisme yang adil, serta harus bisa menghilangkan nilai-nilai patriarki.
Dia bercerita, di Bank Indonesia sendiri, saat ini keterwakilan perempuan pada level anggota dewan gubernur cukup tinggi. Saat ini, terdapat dua Anggota Dewan Gubernur perempuan dari total enam Anggota Dewan Gubernur BI.
Baca Juga
Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah dalam mendorong pemberdayaan perempuan, salah satunya melalui komitmen Menteri BUMN Erick Thohir yang menyatakan akan meningkatkan representasi perempuan dalam direksi BUMN dari saat ini yang sebesar 11 persen menjadi 15 persen di akhir 2021, dan naik ke 20 persen di tahun 2023.
Destry menambahkan, ada dua hal yang dapat menjadi modal perempuan untuk turut berkontribusi dalam perekonomian Indonesia jika melihat perjuangan seorang Kartini, yaitu dalam menempuh pendidikan dan mencapai kesetaraan.
Namun, untuk mencapai kesetaraan pun perlu mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah. Dukungan terhadap pelaku UMKM salah satunya, di mana 64,5 persen pelaku UMKM merupakan perempuan.
Selain itu, dukungan untuk mendorong partisipasi angkatan kerja juga penting. Mengacu pada studi World Bank pada Maret 2021, peningkatan partisipasi angkatan kerja perempuan diperkirakan sebesar 25 persen pada 2025 dapat meningkatkan output ekonomi senilai US$62 miliar atau setara 2,9 persen PDB.
“Dengan populasi perempuan sebesar 49,2 persen, maka kebijakan pemberdayaan perempuan artinya memberdayakan separuh dari seluruh penduduk Indonesia,” jelasnya.