Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian China melonjak pada kuartal I/2020, ditopang oleh peningkatan belanja konsumen. Hal ini menunjukkan pemulihan yang lebih seimbang dari pandemi virus corona tahun lalu.
Dilansir Bloomberg pada Jumat (16/4/2021), Biro Statistik Nasional China (NBS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) China meningkat 18,3 persen pada kuartal I/2021 secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2019. Ini merupakan rekor pertumbuhan PDB tertinggi yang pernah dicapai.
Kenaikan tersebut sedikit lebih rendah dari prediksi ekonom dalam survei Bloomberg, yang memperkirakan ekspansi 18,5 persen. Angka tersebut dipengaruhi oleh perbandingan dari tahun lalu ketika ekonomi ditutup untuk mengekang wabah virus korona.
Perekonomian China terus meningkat setelah mencatat rekor kontraksi pada kuartal pertama tahun lalu, yang berhasil dipulihkan pada kuartal III/2020.
Rebound laju perekonomian dipimpin oleh output industri dan ekspor yang kuat karena pandemi memicu permintaan untuk barang-barang medis dan perangkat elektronik buatan China.
Di sisi lain, belanja konsumen di China yang sempat tertinggal mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada kuartal I/2021.
Baca Juga
Kepala ekonom China di UBS AG Wang Tao mengatakan telah ada laju pemulihan ekonomi China yang sedikit lebih berimbang dari sebelumnya. Ia memperkirakan investasi properti dan infrastruktur akan melambat dalam beberapa kuartal ke depan ketika kebijakan moneter dan fiskal mulai normal.
"Peningkatan awal industri konstruksi itu akan memberi jalan pada lebih banyak konsumsi rumah tangga," ungkap Tao, seperti dikutip Bloomberg.
Dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), PDB China mencatat perlambatan 0,6 persen setelah sebelumnya mencatat kenaikan 3,2 persen pada kuartal IV/2020.
Wang mengatakan perlambatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kasus virus baru di awal tahun dan pembatasan perjalanan selama liburan Tahun Baru Imlek, serta kurangnya stimulus fiskal tambahan.
Output industri naik 14,1 persen di bulan Maret dari tahun sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan median proyeksi ekonom sebesar 18 persen. Di sisi lain, penjualan ritel meningkat 34,2 persen bulan lalu, di atas ekspektasi kenaikan sebesar 28 persen.
Sementara itu, investasi aset tetap naik 25,6 persen pada kuartal pertama dari tahun lalu, sedangkan tingkap pengangguran mencapai 5,3 persen pada akhir Maret 2021.