Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) belum akan menerbitkan sisa global bond senilai US$900 juta dalam waktu dekat karena sebagian kekurangan dana untuk konstruksi jalan tol Trans-Sumatra (JTTS) direncanakan dipasok dari pemerintah.
Wakil Direktur Hutama Karya Aloysius Kiik Ro mengatakan bahwa fokus utama perseroan dalam beberapa waktu ke depan adalah menyeimbangkan neraca keuangan perseroan. Oleh karena itu, lanjutnya, perseroan akan cenderung mendapatkan dana untuk menutup kekurangan investasi dari pemerintah.
"Kami harus mem-balance-kan kita punya neraca untuk sehat. Artinya, kami tidak butuh me-launching [sisa global bond] yang US$900 juta itu pada hari-hari ini," ujarnya dalam webinar "Mengukur Infrastruktur", Jumat (16/4/2021).
Aloysius mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendapatkan dana berupa penyertaan modal negara (PNM). Adapun, lanjutnya, perseroan telah mendapatkan dana segar untuk tahun ini senilai Rp6,2 triliun.
Hutama Karya mendata saat ini perseroan memiliki kekurangan ekuitas investasi untuk sisa konstruksi JTTS tahap II senilai Rp60,7 triliun. Adapun, total investasi yang dibutuhkan adalah Rp79,5 triliun hingga 2024.
Saat ini, perseroan baru memiliki dana senilai Rp18,8 triliun untuk sisa konstruksi JTTS tahap I. Dana yang tersedia saat ini merupakan gabungan dari ketersediaan ekuitas senilai Rp12,5 triliun, ketersediaan pinjaman sekitar Rp6,2 triliun, dan ketersediaan ekuitas mitra sekitar Rp100 miliar.
Adapun, ruas konstruksi JTTS tahap I yang membutuhkan investasi tersebut adalah ruas Sigli-Banda Aceh, Kisaran-Indrapura, Kuala Tanjung-Parapat, Indralaya-Muara Enim, Sicincin-Padang, Pekanbaru, Taba Penanjung-Bengkulu, dan Binjai-Pangkalan Brandan. Total jalan tol yang akan terbangun mencapai 533 kilometer.