Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SCI Minta agar Perusahaan Bayar THR Karyawan secara Penuh

pemberian THR yang dibayarkan secara penuh dapat menjadi pendorong dan penggerak untuk meningkatkan peningkatan konsumsi terhadap barang-barang kebutuhan pokok
Sejumlah pekerja pabrik rokok menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran saat pembagian di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2019)./ANTARA-Yusuf Nugroho
Sejumlah pekerja pabrik rokok menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran saat pembagian di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2019)./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA — Supply Chain Indonesia (SCI) meminta supaya seluruh perusahaan dapat membayarkan tunjangan hari raya (THR) para karyawannya secara penuh tanpa dicicil seperti tahun lalu. Pemberian THR secara penuh diharapkan dapat mendorong daya beli dan konsumsi masyarakat terutama untuk membeli barang kebutuhan pokok.

Senior Consultant & Trainner SCI Sugi Purnoto mengatakan bahwa pemberian THR yang dibayarkan secara penuh dapat menjadi pendorong dan penggerak untuk meningkatkan peningkatan konsumsi terhadap barang-barang kebutuhan pokok atau produk makanan dan minuman (F&B).

"Harapan saya dengan perbaikan daripada pemberian THR yang mudah-mudahan semua perusahaan bisa membayarkan full ini menjadi salah satu efek multiplier, pendorong, penggerak untuk meningkatkan peningkatan di barang-barang kebutuhan pokok atau F&B," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021).

Dia bahkan menyebut sepekan jelang puasa Ramadan 1442 H saja, sudah terjadi peningkatan volume permintaan barang kebutuhan pokok dan pengiriman sebesar 15—20 persen.

Menurut Sugi, kenaikan ini juga didorong banyaknya permintaan masyarakat akan kebutuhan pokok yang biasanya menjadi prioritas pada bulan puasa seperti kebutuhan jangka pendek untuk harian seperti sayuran, daging, dan bahan makanan serta minuman lainnya.

"Saya berharap sih, posisi perbaikan ini akan semakin meningkat selama satu bulan ini sampai mendekati hari Lebaran," ujarnya.

Meski Lebaran kali ini masih dalam situasi pandemi, katanya, keadaannya sedikit lebih baik daripada tahun lalu. Alasannya, bila dibandingkan dengan secara tahunan, April dan Mei 2020 merupakan saat pandemi baru mulai memasuki puncaknya sehingga ekonomi juga cenderung stagnan.

"Nah, kalau sekarang dengan adanya vaksin dan kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan semakin tinggi, kemudian juga yang terpapar semakin menurun sementara yang sembuh terus meningkat, ini memberiharapan baru kepada pendorong, penggerak ekonomi riil sehingga kebutuhan pokok meningkat dan mendorong peningkatan distribusi" jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper