Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

PGAS, Industri Keramik Jatim Belum Merasakan Tarif Gas Industri

Kondisi tersebut membuat Industri keramik di Jatim membayar harga gas lebih mahal dibanding produsen di Jawa bagian Barat.
Ipak Ayu
Ipak Ayu - Bisnis.com 13 April 2021  |  17:51 WIB
PGAS, Industri Keramik Jatim Belum Merasakan Tarif Gas Industri
Ilustrasi pembuatan keramik. - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Industri keramik meminta perhatian khusus dan dukungan dari Kementerian ESDM agar implementasi Keputusan Menteri Nomor 89K/2020 dengan harga gas US$6 per mmbtu untuk industri keramik di Jawa Timur (Jatim) bisa segera direalisasikan secara penuh.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan industri keramik di Jatim sudah menunggu setahun lebih dan sampai saat ini belum mendapatkan kepastian dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN.

Kondisi tersebut membuat Industri keramik di Jatim membayar harga gas lebih mahal dibanding produsen di Jawa bagian Barat.

"Produsen keramik di Jatim harus membayar lebih mahal sekitar 20 persen dibanding sesama industri keramik di Jawa bagian Barat, hal itu tentunya membuat industri keramik di Jatim lebih susah untuk bersaing dengan sesama produsen keramik domestik apalagi terhadap gempuran produk impor," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021).

Edy pun menyebut angka impor pada kuartal I/2021 menunjukkan pertumbuhan yang cukup mengkhawatirkan yakni sebesar 13 persen.

Sisi lain, Edy membenarkan bahwa harga gas US$6 per mmbtu telah memberikan kontribusi positif terhadap pemulihan industri keramik dan bahkan rebound lebih cepat dari proyeksi.

Asaki pun yakin penyerapan volume gas akan semakin meningkat seiring dengan membaiknya tingkat utilisasi produksi nasional keramik.

"Kinerja yang cukup baik pada kuartal I/2021 di mana tingkat utilisasi sudah mencapai 75 persen dari sebelumnya 56 persen tahun lalu," ujar Edy.

Menurut Edy, industri keramik siap menyerap volume gas yang lebih besar, di mana saat ini sedang menunggu kepastian tambahan volume gas harga US$6 per mmbtu baik di wilayah Barat maupun Timur yang jumlahnya telah dilaporkan ke Kemenperin dan Kementerian ESDM.

Harapannya, tentu dalam waktu secepatnya gelombang kedua pemberian harga gas tertentu ini bisa segera terlaksana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

manufaktur Harga Gas industri keramik
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top