Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Dilarang, Perputaran Cuan Melimpah ke Destinasi Pariwisata

Kunjungan-kunjungan ke destinasi wisata dalam kota diprediksi meningkat sejalan dengan larangan mudik pada tahun ini.
Warga melakukan silaturahmi Idul Fitri 1441 H secara virtual di kawasan Jimbaran, Badung, Bali, Minggu (24/5/2020). Silaturahmi lebaran secara virtual melalui sambungan 'video call' tersebut dilakukan warga sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19./ANTARA FOTO-Fikri Yusuf
Warga melakukan silaturahmi Idul Fitri 1441 H secara virtual di kawasan Jimbaran, Badung, Bali, Minggu (24/5/2020). Silaturahmi lebaran secara virtual melalui sambungan 'video call' tersebut dilakukan warga sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19./ANTARA FOTO-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA – Belanja masyarakat yang diprediksi meningkat pada periode libur Idulfitri sebagian besar akan berasal dari kantong-kantong kelas menengah.

Roda perekonomian di kota-kota besar pun diperkirakan mampu berputar lebih cepat.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai masyarakat kelas menengah di kota-kota besar yang terhambat mobilitasnya akibat pelarangan mudik sudah memiliki daya beli yang tinggi untuk dibelanjakan pada momentum Idulfitri nanti.

"Selama ini mereka sudah punya purchasing power. Hanya, tidak bisa dibelanjakan. Masyarakat menengah atas akan menjadi segmen paling kuat daya belinya untuk spending wisata selama lebaran," ujar Faisal ketika dihubungi, Jumat (9/4/2021).

Dengan demikian, sambungnya, akan ada peningkatan pergerakan wisatawan domestik di kota-kota besar Tanah Air. Pelarangan mudik dinilai justri menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha pariwisata di kota-kota besar yang mendapatkan limpahan cuan dari perputaran uang yang meningkat selama Idulfitri 2021.

Faisal memperkirakan roda perekonomian di kota-kota besar akan berputar cukup baik ketika masyarakat tahun ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bukan di kampung halaman.

Kunjungan-kunjungan ke destinasi wisata dalam kota, lanjutnya, akan terkena efek positif ketika masyarakat, terutama kelas menengah ke atas, yang akan menghabiskan uang di tanah rantau pada saat lebaran nanti.

"Ini mungkin akan menimbulkan efek berbeda ketika mudik lebaran dilarang oleh pemerintah," jelasnya.

Pada periode 2017-2019 pergerakan wisatawan domestik paling banyak terjadi di provinsi-provinsi besar. Pada 2020, pergerakan wisatawan domestik tercatat tinggi disejumlah provinsi.

Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), provinsi-provinsi dengan pergerakan wisatawan domestik tertinggi tersebut, antara lain; Jawa Timur (52 juta), Jawa Barat (49 juta), Jawa Tengah (39 juta), DKI Jakarta (21 juta), dan Banten (11 juta).

Namun, sektor pariwisata di seluruh provinsi Tanah Air harus terpukul akibat pandemi Covid-19 tidak dapat dihindari. Baik Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, maupun Banten mendapatkan pukulan telak yang ditandai dengan penurunan drastis okupansi hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper