Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bencana NTT, Pelabuhan Baa dan Biu Rusak

Sarana dan prasarana di Pelabuhan Baa dan Biu dilaporkan rusak akibat bencana cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Seroja di NTT.
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021) WITA dini hari./Antara
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (4/4/2021) WITA dini hari./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja yang memicu bencana alam di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan rusaknya sejumlah infrastruktur dan fasilitas umum. Salah satunya sarana dan prasarana di Pelabuhan Baa dan Biu.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo mengatakan sejumlah sarana dan prasarana pelabuhan dan kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang berada di wilayah Provinsi NTT turut mengalami kerusakan.

“Pelabuhan di wilayah NTT seperti Pelabuhan Maumere dan Lewoleba, Pelabuhan Waingapu serta Pelabuhan Tenau Kupang dalam kondisi relatif baik meski gedung kantornya ada yang mengalami kerusakan. Namun Pelabuhan Baa dan Pelabuhan Biu terdampak bencana,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (7/4/2021).

Adapun, dia memerinci, kerusakan yang terjadi diantaranya berupa bangunan yang retak dan roboh sebagian, serta beberapa kerusakan lainnya di sekitar pelabuhan terutama akibat gelombang pasang yang terus menerjang hingga saat ini.

“Pelabuhan Biu terkena dampak bencana yang paling parah. Kerusakan semakin melebar akibat gelombang pasang yang terus menerjang selama beberapa hari hingga mengakibatkan jebolnya dermaga," kata Agus.

Sementara itu, lanjutnya, berdasarkan laporan yang diterima, ada kemungkinan masih akan terjadi kerusakan lainnya pada lantai dermaga Pelabuhan Biu, mengingat saat ini Wilayah NTT sedang terjadi badai La Lina yang diperkirakan terjadi sampai dengan Mei 2021 sesuai surat dari BMKG.

Terpisah, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad mengatakan berdasarkan hasil pemantauan BMKG, diperkirakan pada 5–11 April 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi lebih dari 6 meter akan terjadi di Samudera Hindia Selatan NTT.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Maklumat Pelayaran Nomor 44/PHBL/2021 pada 6 April 2021 perihal Waspada Bahaya Cuaca Ekstrem di NTT dalam tujuh hari ke depan.

"Tak hanya di NTT, gelombang tinggi 4–6 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah, Perairan Pulau Sawu, Perairan Kupang Pulau Rote, dan Laut Sawu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper