Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbaikan Permintaan Lanjut, Ekspor Alas Kaki Terkerek 10 Persen pada Awal 2021

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya memperkirakan volume perdagangan dunia akan terkerek 8 persen pada 2021 setelah sempat terkoreksi 5,3 persen pada 2020.
Kegiatan di salah satu pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kegiatan di salah satu pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Produk alas kaki Indonesia membukukan pertumbuhan ekspor pada dua bulan pertama pada 2021 seiring berlanjutnya perbaikan permintaan.

Nilai ekspor pada Januari 2021 tercatat tumbuh 13 persen dibandingkan dengan Januari 2020. Sementara pada Februari tahun ini naik 8 persen secara year on year. Adapun total ekspor produk alas kaki pada Januari dan Februari 2020 berjumlah US$42,76 juta.

“Secara akumulasi tumbuh 10 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri, Jumat (2/4/2021).

Firman belum bisa memperinci kawasan mana yang menyumbang pertumbuhan terbesar. Namun, merujuk pada tahun lalu, pertumbuhan ekspor alas kaki yang mencapai 8,97 persen sepanjang tahun disumbang oleh kenaikan permintaan di China.

“Tahun lalu China berkontribusi 50 persen pada pertumbuhan ekspor alas kaki. Sementara pasar lain cenderung turun meski tidak sedalam penurunan eksportir lain,” paparnya.

Dalam kasus ekspor ke Amerika Serikat misalnya, nilai ekspor alas kaki Indonesia mengalami kenaikan dari US$223,82 juta menjadi US$238,18 juta.

Firman mengatakan kondisi ini lebih baik dibandingkan dengan China yang meskipun memiliki pangsa pasar yang besar, tetapi mengalami koreksi ekspor. Firman mengatakan Indonesia tidak bisa serta-merta mengisi pasar China yang hilang selama pandemi karena segmennya berbeda.

“Produk kita kebanyakan bermerek untuk pasar Amerika Serikat, sementara China tidak. Mereka juga ekspor produk dengan pasar yang preferensinya berbeda jadi tidak bisa kita isi,” kata Firman.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya memperkirakan volume perdagangan dunia akan terkerek 8 persen pada 2021 setelah sempat terkoreksi 5,3 persen pada 2020. Pertumbuhan impor akan dimotori oleh permintaan dari Amerika Utara dengan kenaikan 11,4 persen sebagai imbas dari injeksi fiskal di Amerika Serikat.

Kenaikan impor di Eropa dan Amerika Selatan menyusul sebagai kontributor terbesar selanjutnya dengan kenaikan masing-masing diprediksi mencapai 8 persen.

Kenaikan permintaan ini bakal diimbangi dengan kemampuan sejumlah kawasan dalam memasok barang. Asia diprediksi menikmati kenaikan ekspor dengan volume 8,4 persen. Sementara Eropa menyusul di angka hampir 8,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper