Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan dampak pembatasan mudik ke bisnis ritel bisa lebih masif dibandingkan dengan ramalan pelaku usaha.
Selain bisa berpengaruh ke besaran belanja masyarakat, larangan mudik dapat membuat pemulihan ekonomi daerah berlangsung lebih lambat.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mencatat alokasi tunjangan hari raya (THR) untuk mudik setidaknya mencapai 50 persen.
Ketika mudik dibatasi, dia mengatakan pekerja sektor formal cenderung akan mengalihkan dana mudik untuk ditabung. Alhasil, besaran yang dipakai untuk belanja hanya tersisa sebagian.
“Kalau dibelanjakan pun akan berpusat di kawasan metropolitan Jabodetabek saja. Transfer ke daerah tidak akan sebesar saat mudik langsung, akhirnya pemulihan ekonomi daerah bisa lebih lambat dari pusat,” kata Bhima, Kamis (30/3/2021).
Pelaku usaha ritel yang sudah mempersiapkan tambahan pasokan pun bisa merugi karena sempat ada harapan mudik tetap diperkenankan dengan protokol kesehatan. Dalam situasi seperti ini, Bhima mengatakan tidak ada kompensasi yang diterima oleh pelaku usaha atas potensi kerugian yang diderita.
Baca Juga
“Mereka sudah menyiapkan produk sejak awal tahun dan pemberitahuan larangan baru satu setengah bulan sebelum musim Lebaran, ada potensi barang menumpuk karena tak bisa dipungkiri ada harapan mudik diizinkan,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menjelaskan penjualan ritel modern bisa tetap menikmati peluang kenaikan selama tidak ada pembatasan operasional. Dia menyebutkan kunjungan ke ritel di kota-kota besar juga bisa meningkat ketika mudik dilarang.
“Pengalaman sebelumnya [pandemi] penjualan langsung naik 2 hari setelah THR disalurkan. Dengan ritel dan pusat perbelanjaan yang tetap buka, kami perkirakan bisa tumbuh positif dibandingkan tahun lalu,” kata Roy.
Dia menyebutkan larangan mudik pada tahun lalu memberi tekanan bagi ritel karena diikuti dengan pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan. Selama pembatasan tersebut tidak terulang, dia meyakini kinerja tahun ini lebih baik. Selain itu, indeks keyakinan konsumen (IKK) juga memperlihatkan tren perbaikan sejak Januari.