Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Optimistis Larangan Mudik Tak Ganggu Penjualan

Faktor utama yang memengaruhi belanja berada di daya beli serta keberhasilan vaksinasi.
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha ritel meyakini penjualan selama Ramadan dan Idulfitri tidak akan terlalu terdampak jika pemerintah resmi memberlakukan pembatasan mudik.

Penjualan ritel modern di luar wilayah metropolitan Jakarta tetap bisa menikmati kenaikan penjualan seiring daya beli yang meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menjelaskan penjualan ritel modern bisa tetap menikmati peluang kenaikan selama tidak ada pembatasan operasional. Dia menyebutkan kunjungan ke ritel di kota-kota besar juga bisa meningkat ketika mudik dilarang.

“Pengalaman sebelumnya [pandemi] penjualan langsung naik dua hari setelah THR disalurkan. Dengan ritel dan pusat perbelanjaan yang tetap buka, kami perkirakan bisa tumbuh positif dibandingkan tahun lalu,” kata Roy.

Dia menyebutkan larangan mudik pada tahun lalu memberi tekanan bagi ritel karena diikuti dengan pembatasan jam operasional pusat perbelanjaan. Selama pembatasan tersebut tidak terulang, dia meyakini kinerja tahun ini lebih baik. Selain itu, indeks keyakinan konsumsi (IKK) juga memperlihatkan tren perbaikan sejak Januari.

“Indeks keyakinan konsumen kami harapkan bisa berada di angka 100 yang menjadi indikasi adanya daya beli masyarakat,” kata dia.

Sementara itu, data Bank Indonesia menunjukkan kebutuhan uang tunai selama momen Lebaran pada 2020 cenderung turun dibandingkan dengan 2019 dengan nilai Rp157,96 triliun. Setahun sebelum pandemi, kebutuhan uang tunai menembus Rp191,93 triliun.

Wakil Ketua Umum Aprindo Jimmy Gani mengatakan pembatasan mudik tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kunjungan ke ritel-ritel di jalur yang dilalui pemudik.

Dia mengatakan faktor utama yang memengaruhi belanja berada di daya beli serta keberhasilan vaksinasi. Karena itu, dia juga menyarankan agar vaksinasi ke pekerja ritel bisa segera direalisasikan demi menjaga keamanan aktivitas di sektor ini.

“Daya beli cenderung meningkat, sekarang lebih baik karena mobilitas sudah meningkat. Ini faktor yang mendukung naiknya penjualan ritel modern dibandingkan dengan tahun lalu,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper