Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog menargetkan dapat menyerap 600.000 ton setara beras selama masa panen Maret sampai Mei 2021. Jumlah ini setara dengan 43 persen dari target penyerapan sepanjang tahun Bulog.
Direktur Utara Perum Bulog Budi Waseso mengatakan bahwa perusahaan telah menyerap 200.000 ton sehingga stok beras yang dikelola saat ini mencapai 1 juta ton. Stok tersebut termasuk sekitar 800.000 ton beras yang berasal dari pengadaan 2020 dan sisa impor.
“Sekarang serapan kami sudah 200.000 ton. Dengan serapan harian sekitar 10.000 ton saat panen, akan ada tambahan 30.000 ton [sampai Maret] dan Bulog akan menguasai stok 1 juta ton,” kata Budi dalam konferensi pers, Senin (29/3/2021).
Budi mengemukakan penyerapan akan terus dilakukan sampai Mei dan Juni seperti instruksi Presiden Joko Widodo. Hasil serapan ini akan dievaluasi pemerintah seiring dengan janji Presiden bahwa produksi di dalam negeri akan diutamakan selama panen dan tidak ada impor sampai panen raya berakhir.
“Presiden menyampaikan Bulog akan terus menyerap dan dievaluasi Juni. Ini sudah dipastikan Presiden kita akan utamakan produksi dalam negeri,” lanjutnya.
Dia memperkirakan bahwa stok beras yang dikelola Bulog bakal mencapai 1,4 juta ton karena tambahan serapan selama April dan Mei bisa mencapai 400.000 ton. Budi mengatakan serapan sejatinya bisa lebih besar selama pemerintah memberi jaminan kanal penyaluran perusahaan.
Baca Juga
Sejauh ini, perusahaan hanya bisa menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk operasi pasar dengan volume rata-rata 50.000 ton per bulan atau 600.000 ton per tahun.
“Evaluasi penyerapan saya dibandingkan dua tahun lalu ini serapan yang tinggi. Ini memberikan keyakinan bahwa kami bisa serap lebih banyak walaupun kami belum ada kepastian hilirnya seperti apa. Kami perkirakan stok Juni nanti 1,4 juta ton,” kata Budi.
Sejak awal 2020, Perum Bulog tercatat telah menyerap 209.226 ton dengan penyaluran untuk operasi pasar sebesar 127.563 ton. Budi mengatakan serapan Bulog yang lebih besar hanya bisa dilakukan jika pemerintah memberi kepastian soal penyaluran stok CBP.