Bisnis.com, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, ditunjuk menjadi salah satu daerah penyangga komoditas cabai rawit secara nasional oleh Kementerian Pertanian untuk mengantisipasi lonjakan harga komoditas tersebut.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Banyuwangi Ilham Juanda mengemukakan Banyuwangi menjadi salah satu dari tiga daerah yang ditunjuk menjadi penyangga komoditas cabai nasional selain Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, keduanya di Jawa Barat.
"Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan lahan sekitar 40 hektare untuk program penanaman cabai tersebut," ungkapnya di Banyuwangi pada Jumat (26/3/2021).
Dia menjelaskan penanaman cabai untuk menyangga kebutuhan nasional akan dimulai pada Agustus dan September 2021 agar saat terjadi lonjakan harga, pemerintah sudah memiliki stok cabai rawit untuk kegiatan operasi pasar murah.
"Untuk program ini, disiapkan sekitar 40 hektare. Ini untuk persiapan tanam Agustus dan September. Jadi, bisa untuk musim panen Desember dan Januari. Nantinya seluruh pembiayaan, mulai dari bibit, perawatan, dan sarana prasarana lainnya dibantu Kementan," kata Ilham.
Dia mengakui bahwa Banyuwangi selama ini memang dikenal sebagai penyuplai kebutuhan cabai rawit untuk sejumlah daerah khususnya Jabodetabek. Namun, pada awal 2021 produksi cabai rawit nasional anjlok karena intensitas hujan tinggi sejak akhir 2020.
Baca Juga
Hal ini, kata Ilham, karena tanaman cabai rawit banyak yang rusak lantaran terserang penyakit yang biasa datang saat musim hujan. Akibatnya, harganya meroket di atas angka Rp100.000 per kilogram.
"Rata-rata tanaman pada Agustus dan September 2020. Tanaman cabai mulai belajar berbuah usia 3 sampai bulan. Kalau kondisi normal bisa 20 kali petik. Bisa bertahan 8 sampai 10 bulan. Namun, karena intensitas hujan tinggi, risiko serangan hama penyakit juga tinggi seperti penyakit cacar," ujarnya.