Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa hingga akhir Februari pendapatan negara berada di jalur positif.
Menurutnya, penerimaan ini menjadi catatan penting karena tahun lalu pada periode yang sama mengalami kontraksi padahal Covid-19 belum melanda Indonesia.
“Sampai akhir Februari pendapatan negara sebesar Rp219,2 triliun atau 12,6 persen terhadap APBN. Yang menarik dan tentu positif adalah pendapatan negara sudah tumbuh positif 0,7 persen,” katanya pada konferensi pers virtual, Selasa (23/3/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa dibandingkan tahun lalu, penerimaan negara hingga bulan kedua realisasinya Rp217,6 triliun atau 12,8 persen terhadap APBN. Capaian tersebut mengalami kontraksi 0,1 persen dibandingkan 2019.
Jika pendapatan negara dirinci, penerimaan pajak pada tahun ini berjumlah Rp146,1 triliun atau minus 4,8 persen dari tahun lalu. Pada 2020, Negara berhasil mengumpulkan Rp153,6 triliun atau mengalami kontraksi 4,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk kepabeanan dan cukai, tahun ini berhasil mendapatkan Rp35,6 triliun (tumbuh 42,1 persen). Pada 2020, realisasinya Rp25,1 triliun atau tumbuh lebih tinggi sebesar 51,6 persen.
Baca Juga
Penerimaan negara bukan pajak pada 2020 Rp37,3 triliun atau minus 3,7 persen. Tahun lalu lebih besar, yakni Rp13,2 triliun dengan kontraksi 3,6 persen.
Sedangkan hibah Rp0,1 triliun atau mengalami kontraksi cukup dalam sebesar 69,1 persen. Tahun lalu pemerintah berhasil mengumpulkan Rp0,2 triliun atau tumbuh 63,3 persen.
“Kita akan terus jaga dan lihat perkembangan [pendapatan negara ] ini secara hati-hati dan terus akan mendukung dan mengakselerasi pemulihannya,” jelas Sri Mulyani.