Bisnis.com, JAKARTA — Silkroad Nickel Ltd. akan memasok 2,7 juta ton bijih nikel kadar tinggi kepada raksasa produsen baja nirkarat asal China, Tsingshan Holding Group, dari tambang nikelnya di Indonesia sampai dengan akhir 2022.
Seperti dikutip dari Kitco.com dari Reuters, Senin (15/3/2021), perusahaan tambang berbasis Singapura yang memiliki tambang bijih nikel di Morowali, Sulawesi Tengah itu, disebut telah menandatangani kontrak dengan unit Tsingshan, PT Ekasa Yad Resources, senilai US$90 juta atau setara dengan Rp1,3 triliun.
Silkroad akan mengirim pasokan bijih nikel minimum sebesar 50.000 ton per bulan mulai dari Maret 2021 sampai dengan Desember 2022.
Tsingshan akan menggunakan bijih nikel untuk membuat bahan baku nickel pig iron (NPI) di Indonesia dan perusahaan itu juga tengah menjajaki proyek pengolahan nikel yang menghasilkan bahan kimia untuk produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Kami sedang menyiapkan pengiriman pertama [ke Tsingshan] dalam dua pekan ke depan dan menargetkan secara bertahap produksinya dari April 2021 dan seterusnya untuk memenuhi komitmen baru tersebut," ujar Chief Executive Silkroad Hong Kah Ing.
"Bijih nikel diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi peningkatan permintaan dari berkembangnya industri baterai kendaraan listrik," katanya menambahkan.
Silkroad yang pada Januari lalu juga menandatangani perjanjian penjualan bijih nikel selama 10 tahun ke Ganfeng Lithium, bermaksud menggunakan sebagian dari hasil kesepakatan dengan Tsingshan untuk membangun smelter rotary kiln electric furnace (RKEF) untuk produksi NPI.