Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Diprediksi Segera Terlihat

Dampak dari penurunan suku bunga acuan diprediksi segera dirasakan dan BI akan melihat bagaimana proses transmisi moneter terutama ke sektor riil ke depannya.
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini pada 17-18 Maret 2021.

Ekonom BCA David Sumual memperkirakan suku bunga acuan akan ditahan di level yang sama bulan lalu. Menurutnya, dampak dari penurunan suku bunga acuan akan segera dirasakan dan BI akan melihat bagaimana proses transmisi moneter terutama ke sektor riil ke depannya.

“Saya lihat harusnya melihat perkembangan terakhir, tinggal tunggu waktu saja,” kata David kepada Bisnis, Rabu (17/3/2021).

David mengatakan ada dua faktor pendukung yang mempengaruhi hal tersebut. Pertama, bergulirnya proses vaksinasi diharapkan dapat menambah kepercayaan masyarakat dalam aktivitas ekonomi.

Kedua, dampak dari penurunan suku bunga acuan akan segera dirasakan melihat adanya indikasi kenaikan harga komoditas secara global terutama pangan.

Nah, itu harus diwaspadai juga ke depan karena selain [harga] komoditasnya pangan, mineral dan energi juga naik,” jelas David.

Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO), indeks harga pangan dunia per Januari 2021 mencapai 113,3 poin. Indeks tersebut naik 4,7 poin atau 4,3 persen dari posisi bulan sebelumnya sebesar 108,6.

Harga pangan di pasar domestik juga sudah mulai kecipratan dampaknya walaupun masih terkendali. Harga pangan seperti daging sapi, ayam, telur, dan cabai terlihat mulai naik.

“Daging saya perhatikan mulai naik. Biasanya Rp110.000- Rp120.000 [per kilogram], ini kabarnya sudah Rp140.000 per kilogram. Daging sapi, ayam, telur, cabai bukan main juga naiknya,” tambahnya.

Menurut David, suku bunga acuan di level 3,5 persen juga masih akan bertahan pada jangka menengah. Hal tersebut disebabkan oleh rupiah yang masih melemah karena tren yield US Treasury (UST) yang naik.

Tren ini lalu diikuti oleh suku bunga surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun yang cenderung naik hingga di level kisaran 6 persen pada awal 2021.

“Biasanya suku bunga SBN cerminan ekspektasi kenaikan, adanya kenaikan inflasi ke depan. Jadi, mereka biasanya bergerak duluan ini investor,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper