Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Bakal Umumkan 2 Data Penting Ekonomi. Ini Jadwalnya

Dua data yang akan dirilis tersebut adalah perkembangan ekspor dan impor Indonesia Februari 2021 dan perkembangan upah pekerja/buruh Februari 2021.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan dua data penting pukul 11.00 WIB pada hari ini, Senin (15/3/2021).

Dua data yang akan dirilis tersebut adalah perkembangan ekspor dan impor Indonesia Februari 2021 dan perkembangan upah pekerja/buruh Februari 2021.

Data tersebut akan dirilis langsung oleh Kepala BPS, Suhariyanto, secara Live Streaming yang dapat disaksikan di youtube BPS (BPS Statistics) atau pada tautan berikut http://s.bps.go.id/rilisbps2021.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus ekonom memproyeksi neraca perdagangan pada Februari 2021 secara rata-rata surplus US$2,16 miliar dengan estimasi atas surplus US$3 miliar dan estimasi bawah defisit US$736 juta.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan pada Februari 2021 surplus US$2,62 miliar. Posisi ini meningkat dibandingkan dengan Januari 2021 yakni US$1,96 miliar.

“Pelebaran neraca dagang pada Februari 2021 diperkirakan cenderung meningkat akibat penurunan pertumbuhan impor secara bulanan,” kata dia kepada Bisnis, Minggu (14/3/2021).

Penurunan kinerja impor secara bulanan disebabkan oleh lesunya manufaktur. Hal ini terindikasi dari data PMI yang sebesar 50,9 pada Februari 2021 dari sebelumnya 52,2 pada Januari 2021.

Meski demikian, Josua mengatakan laju pertumbuhan tahunan impor sebesar 9,97 persen (year on year/yoy), dikarenakan rendahnya kinerja impor pada Februari 2020.

Di sisi lain, Josua memperkirakan kinerja ekspor secara bulanan juga mengalami penurunan, meski secara tahunan tercatat tumbuh 9,97 persen (yoy).

Namun pertumbuhan secara tahunan ini pun melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,24 persen (yoy).

Perlambatan dari sisi ekspor disebabkan oleh penurunan permintaan dari negara-negara mitra dagang Indonesia di antaranya India, China, serta Amerika Serikat (AS).

“Namun demikian, penurunan ekspor diprediksi tidak terlalu dalam, sejalan dengan masih bertumbuhnya harga komoditas utama unggulan Indonesia, seperti CPO [crude palm oil],” ujar Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper