Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Penny K. Lukito menyebut akan ada tiga produsen vaksin Covid-19 menyusul produksi yang saat ini baru dilakukan oleh PT Bio Farma.
Pertama, ada PT Sanbe Farma yang sedang mengajukan izin untuk proses instalasi dan pengadaan peralatan untuk fasilitas filling dan finish vaksin.
Kedua, PT Biotis yang melakukan izin dengan pengalihan dari produksi vaksin hewan untuk vaksin Covid-19 dan upstream serta produksi untuk Vaksin Merah Putih.
Ketiga, PT JBio yang sedang proses pembangunan pada 24 November 2020.
Penny menyebut bahwa hingga saat ini PT Bio Farma melakukan proses produksi vaksin Sinovac di Gedung 21 yang berkapasitas 100 juta dosis per tahun. Proses produksi meliputi pooling, filling, dan packaging. Semua proses pun telah mengantongi sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB) yang diterbitkan pada 29 Desember 2020.
"Update sampai dengan 12 Maret, Bio Farma sudah produksi 20 bets atau 19 juta dosis dengan yang telah mendapat sertifikat rilis sebanyak 14 bets," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi IX, Senin (15/3/2021).
Selain itu, lanjut Penny, Bio Farma juga akan menambah tempat produksi di Gedung 43 dengan kapasitas 150 juta dosis per tahun untuk aktivitas pooling, filling, dan packaging. Saat ini fasilitas baru tersebut dalam proses sertifikasi CPOB dengan inspeksi yang dilakukan pada 25 Februari lalu.
Adapun, dari sisi pemberian emergency use authorization (EUA) vaksin dari BPOM saat ini tercatat ada tiga yakni Coronavac dari Sinovac, Vaksin Covid-19 produksi Bio Farma, dan Covid-19 Vaccine dari Astra Zeneca produksi SK-Bio Korea.
Selain itu ada empat vaksin yang dalam proses evaluasi BPOM yakni Covid-19 Vaccine dari Astra Zeneca produksi Biologica Germany, Vaksin Sinopharm, Vaksin Sputnik-V, dan Covavax.
"Keempatnya akan melalui proses sertifikasi yang sama dengan tiga vaksin yang sudah mendapat EUA saat ini," ujar Penny.