Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pangsa Pasar Rendah, Bos Garuda Indonesia (GIAA) Buka Suara

Bos Garuda Indonesia memberikan alasan terkait dengan realisasi pangsa pasar yang lebih rendah dibandingkan dengan maskapai pesaing sepanjang 2020.
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana
Pesawat Airbus A330-900neo milik Garuda Indonesia di Hanggar 2 GMF AeroAsia, Rabu (27/11/2019) malam./Bisnis-Rio Sandy Pradana

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengalami penurunan pangsa pasar domestik sepanjang 2020 dan harus puas berada pada posisi keempat di bawah Lion Air, Batik Air, dan anak usahanya sendiri Citilink dengan kebijakan untuk mempertahankan tarifnya selama pandemi tahun lalu.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan pada 2020, maskapai pelat merah tersebut hanya mampu mengangkut sebanyak 2,82 juta penumpang atau sebesar 8 persen dari pangsa pasar secara keseluruhan, yakni 35,43 juta penumpang.

Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan pada 2019, Garuda Indonesia mampu berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 19,6 persen atau sebanyak 15,54 juta penumpang. Pada periode tersebut emiten berkode saham GIAA hanya berada di bawah Lion Air.

Adapun, Citilink yang berjenis maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) mampu berada di posisi ketiga dengan porsi pangsa pasar sebesar 14,9 persen atau mengangkut sebanyak 11,86 juta penumpang.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penurunan pangsa pasar dan jumlah penumpang tersebut secara keseluruhan memang tak dapat dipungkiri sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Secara persentase penurunan pendapatan dan penumpang pada tahun lalu pernah mencapai titik terendahnya hingga ke level 90 persen.

Perseroan bahkan terpaksa harus mengurangi sejumlah frekuensi penerbangan tanpa harus menutup rutenya. Tak hanya itu, selama pandemi covid-19, perseroan juga berupaya menjaga tarif tiket pesawat tanpa harus jor-joran bersaing tarif murah dengan maskapai lainnya.

“Sepanjang pengamatan saya karena kami memang tahun lalu juga maintain harga dan tidak ikutan perang tarif. Jadi memang berbeda ya pasar yang kami tuju,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (9/3/2021).

Terkait dengan upaya memperbaiki pangsa pasar, Irfan tetap berupaya meningkatkan jumlah penumpang. Terlebih titik balik jumlah penumpang dapat dicapai hingga 50 persen hingga pada tahun lalu. Namun pada tahun ini perseroan akan lebih berfokus kepada perbaikan kinerja keuangan secara internal terlebih dahulu.

Hingga awal kuartal IV/2020 Garuda berhasil membukukan jumlah penumpang menembus lebih dari 1,043 juta penumpang yang meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan pada masa awal pandemi. Pada awal pandemi, sambungnya, perseroan hanya dapat mengangkut sekitar 30.000 penumpang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper