Bisnis.com, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub) menyebut ada beberapa hal yang dinilai berpengaruh terhadap tingginya biaya layanan di pelabuhan, termasuk pelayanan pandu dan tunda.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, Gunung Hutapea mengatakan tingginya biaya layanan di pelabuhan dipengaruhi beberapa faktor, antara lain perbedaan tarif, kurangnya persaingan, dan juga kewajiban BUMN melalui dividen.
"Perbedaan tarif yang berlaku di berbagai pelabuhan dinilai menyulitkan pemerintah untuk menerapkan perlakuan kebijakan yang sama atau equal treatment. Kemudian kurangnya persaingan membuat peluang terjadinya monopoli akan semakin besar. Selain itu, juga kewajiban BUMN yang ditugaskan untuk mengisi kekurangan APBN menjadi persoalan tersendiri," katanya, Selasa (9/3/2021).
Menurutnya, hal tersebut akan membuat biaya yang dikeluarkan sebuah kapal untuk melakukan bongkar muat logistik di Indonesia semakin tinggi. Ini juga berdampak terhadap performa pelabuhan di dalam negeri sehingga kurang kompetitif dibanding negara-negara lain.
“Sudah saatnya pemerintah tidak lagi mengurusi persoalan tarif. Akan lebih baik kalau tarif tersebut ditentukan oleh market sendiri sesuai kebutuhan,” ungkapnya.
Mengingat hal tersebut, dia menyebut akan mempertimbangkan untuk meninjau ulang kebijakan penerapan biaya jasa kapal pandu dan kapal tunda demi meningkatkan performa pelabuhan.
Baca Juga
“Kita akan coba di dalam policy brief kita kepada pimpinan untuk mengusulkan penurunan kewajiban, termasuk tagihan-tagihan. Atau bahkan mungkin bisa dihilangkan,” tuturnya.
Sebelumnya dia juga menilai efisiensi pelayanan di pelabuhan termasuk pelayanan pandu dan tunda turut berpengaruh terhadap tingginya biaya logistik. Peningkatan kualitas layanan di pelabuhan bisa mendorong terciptanya rantai logistik yang efisien, sehingga percepatan pelayanan di pelabuhan termasuk pelayanan pandu tunda menjadi penting untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan.