Bisnis.com, JAKARTA — Wartsila Indonesia, perusahaan penyedia solusi battery storage system asal Finlandia, memperkirakan bahwa penggunaan battery storage dapat membuat harga listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan akan semakin murah ke depannya.
Direktur Wartsila Indonesia Febron Siregar mengatakan bahwa pembangkit listrik energi terbarukan, terutama pembangkit surya dan angin, memiliki sifat intermiten. Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi lain seperti battery storage untuk membuat pasokan listrik dari pembangkit surya dan angin menjadi lebih stabil dan bisa digunakan sebagai pembangkit baseload.
Menurutnya, selain untuk membuat jaringan listrik stabil, tujuan penggunaan battery storage adalah agar bisa menghasilkan listrik kualitas tinggi dan harga yang relatif terjangkau. Dia pun optimistis dengan semakin turunnya harga teknologi pembangkit surya dan angin, kombinasi dengan baterai akan mampu membuat harga listrik dari pembangkit ET tersebut bisa lebih murah daripada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ke depannya.
"Saya percaya harga solar panel dan wind turbin ke depan makin murah dan baterai diharapkan akan lebih murah sehingga kombinasi solar PV [photovoltaic] dan battery storage akan memberikan harga listrik yang murah," katanya dalam webinar 'Indonesia at the Forefront of the Battery and Storage Revolution', Senin (8/3/2020).
Selain itu, Febron menuturkan penggunaan battery storage ini juga dapat menjadi solusi jaringan listrik skala kecil atau microgrid di wilayah-wilayah kepulauan terpencil di Indonesia.
"Ini bisa membantu mengimplementasikan lebih banyak energi terbarukan dengan bantuan energy storage dan management system sehingga bisa mengurangi ketergantungan dari bahan bakar minyak," ujarnya.
Dia mencontohkan implementasi energy storage di Graciosa microgrid, Portugal, mampu meningkatkan penetrasi energi terbarukan dari 15 persen menjadi 65 persen dan bisa mengurangi sekitar 17.000 liter BBM per bulan.