Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Myanmar Memanas, Apa Kabar Ekspor Indonesia ke Sana?

Sementara itu sepanjang Januari-Desember 2020, nilai perdagangan Indonesia-Myanmar surplus US$844,7 juta. Nilai ini naik 21,9 persen dari US$692,94 juta pada 2019.
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main
Pengunjuk rasa saat melakukan aksinya di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021./Bloomberg/AFP/Getty Images-Sai Aung Main

Bisnis.com, JAKARTA —Kondisi Myanmar kian memanas akibat kudeta Aung San Suu Kyi oleh otoritas miliiter bulan lalu. Serikat buruh utama Myanmar meminta anggotanya untuk menutup kegiatan ekonomi mulai hari ini, Selasa (8/3/2021).

"Melanjutkan kegiatan ekonomi dan bisnis seperti biasa hanya akan menguntungkan militer karena mereka akan terus menekan  rakyat Myanmar," kata serikat buruh dalam pernyataan bersama.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal tahun ini, eskpor ke Myanmar naik sekitar US$38,2 juta pada Januari 2021. Angka tersebut merupakan yang tertinggi kedua setelah Thailand. 

Sementara itu sepanjang Januari-Desember 2020, nilai perdagangan Indonesia-Myanmar surplus US$844,7 juta. Nilai ini naik 21,9 persen dari US$692,94 juta pada 2019.

Nilai perdagangan itu berasal dari ekspor mencapai US$1,03 miliar, sementara impor US$187,24 juta. Adapun 10 Komoditas Utama yang dikirim Indonesia ke Myanmar adalah:

1. Lemak dan minyak hewan/nabati
2. Kertas, karton dan barang daripadanya
3. Garam, belerang, batu dan semen
4. Minyak atsiri, kosmetik, dan wangi-wangian
5. Produk farmasi
6. Minuman, alkohol dan cuka
7. Mesin dan perlengkapan elektrik
8. Berbagai barang buatan pabrik
9. Perekat, enzim
10. Bahan kimia anorganik

Pada medio Februari, Kepala BPS Suhariyanto sempat memberikan komentar mengenai hal tersebut. Dia memastikan, dampak kudeta Myanman kemungkinan tidak besar.

Pasalnya nilai perdagangan antara Indonesia dan Myanmar tidak sebesar negara-negara mitra dagang utama, seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang.

"Tapi untuk jadi catatan bahwa sebetulnya kontribusi ekspor kita ke Myanmar tidak terlalu besar kalau dibandingkan dengan negara lainnya," jelasnya.

Sementara itu, saat ini pasukan militer telah menduduki rumah sakit di kota utama Yangon setelah seharian aksi protes besar-besaran.

Saksi juga melaporkan suara tembakan atau granat kejut di banyak distrik Ibu Kota komersial setelah malam tiba. Akan tetapi tidak jelas apakah ada yang terluka.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi nirlaba, menyatakan tentara dengan sengaja meneror penduduk di Yangon. Aksi unjuk kekuatan itu terjadi setelah beberapa aksi protes nasional terbesar sejak kudeta 1 Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper