Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo Yakin Insentif PPnBM Beri Dampak Positif

Gaikindo menyebut insentif PPnBM dan diskon uang muka untuk kendaraan bermotor membawa dampak positif terhadap perekonomian dan performa industri.
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto. /Bisnis
Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha meyakini relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) serta diskon uang muka untuk kendaraan bermotor bakal tetap memberi dampak positif bagi perekonomian. Optimisme ini mengemuka terlepas dari ketidakyakinan para ekonom soal dampak dari kebijakan ini.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengharapkan kehadiran stimulus ini bisa mengembalikan performa industri kendaraan bermotor (KBM) dan komponennya ke situasi normal. Dengan demikian, para pekerja di sektor ini dapat kembali bekerja secara penuh.

Jongkie pun optimistis kehadiran stimulus bisa mendorong realisasi target penjualan kendaraan bermotor tahun ini yang ditaksir bisa menembus 750.000 unit. Sepanjang tahun lalu, penjualan wholesales kendaraan bermotor berbagai kategori hanya mencapai 532.407 unit, turun drastis dibandingkan dengan penjualan sepanjang 2019 yang menembus 1,03 juta unit.

“Kami harap bisa mengerek penjualan sehingga industri terkait bisa bekerja normal. Dengan demikian para karyawan di jaringan distribusi bisa bekerja penuh,” kata Jongkie saat dihubungi, Selasa (23/2/2021).

Dia pun memastikan penjualan di dalam negeri tetap menjadi tumpuan karena ekspor akan sangat tergantung pada kondisi negara tujuan. Keputusan ekspor pun akan mengikuti kebijakan dari kantor pusat masing-masing merek.

“Pada kondisi normal pun penjualan di dalam negeri berkontribusi besar, sekitar 1,1 juta unit sementara ekspor hanya 330.000 unit,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum bidang Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Johnny Darmawan menuturkan kehadiran relaksasi PPnBM dan DP 0 persen berpotensi mengurangi penjualan kendaraan bermotor yang menjadi target kebijakan pada Februari. Di sisi lain, dia memperkirakan penjualan pada kuartal I 2021 belum bisa tumbuh dibandingkan dengan kuartal I 2020, namun berpeluang lebih baik dibandingkan kuartal IV.

“Jika dibandingkan Q1 2020 tetap lebih rendah karena tahun lalu penjualan awal tahun masih normal, namun dibandingkan dengan Q4 bisa lebih baik karena trennya juga terus naik,” kata Johnny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper