Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti PT Summarecon Agung Tbk. menilai dukungan dari perbankan menjadi krusial dalam menyukseskan upaya pemerintah menggairahkan industri properti.
Direktur Utama Summarecon Agung Adrianto P. Adhi mengatakan sangat mendukung dan mengapresiasi upaya pemerintah memberikan stimulus di sektor properti.
Dengan tren kenaikan pembeli properti dari end user sejak beberapa tahun terakhir, kebijakan down payment (DP) atau uang muka nol persen untuk properti akan menggenjot permintaan pada masa pandemi maupun masa pemulihan ekonomi.
“Kami sangat mengharapkan dan kami yakin perbankan akan mendukung karena kalau tidak ada dukungan dari perbankan, ya aturan ini bisa tidak jalan,” kata Adrianto.
Bank Indonesia menetapkan loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) sebesar 100 persen untuk kredit properti pada pertengahan pekan lalu. Konsumen tidak perlu membayar uang muka mulai 1 Maret 2021 karena bakal ditanggung oleh perbankan.
Selain itu, BI juga menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50 persen atau level terendah sepanjang sejarah.
Baca Juga
Relaksasi itu, lanjut Adrianto, memiliki konsekuensi khususnya di perbankan. Pasalnya, ketika DP menjadi nol persen maka cicilan kredit oleh konsumen ke bank menjadi lebih tinggi.
Pada saat bersamaan tentunya setiap perbankan memiliki skala manajemen risiko. Apalagi, kondisi ekonomi belum kondusif, bukan tidak mungkin perbankan masih selektif dalam memberikan pinjaman.
Bos emiten berkode saham SMRA itu mencontohkan ketika sebelumnya BI memberikan LTV sebesar 5 persen–10 persen tetapi ada beberapa perbankan yang tidak bersedia menyalurkan kredit karena alasan risiko.
“Intinya pemerintah memberi kemudahan ke konsumen dan pemerintah juga mendorong industri properti untuk bangkit lagi, itu kami berterima kasih. Namun, memang faktornya dukungan perbankan ini menjadi sangat penting,” tutur Adrianto.