Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah memiliki lima respons kebijakan dalam sinergi kebijakan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah stimulus moneter.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa pada sektor tersebut, kebijakan yang ditempuh adalah dengan suku bunga rendah dan likuiditas longgar.
“Pada rapat dewan gubernur BI pada 21 dan 22 Januari lalu, kami mempertahankan suku bunga kebijakan di 3,75 persen,” katanya pada rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (9/2/2021).
Perry menjelaskan bahwa suku bunga acuan dipertahankan setelah pada tahun lalu diturunkan secara agresif sebanyak lima kali dengan 125 basis poin. Ini merupakan bunga terendah sejak 2013.
“Kalau ditanya apa kami masih punya ruang suku bunga untuk turun, masih ada ruang. Tentu saja kami akan melihat kemungkinan-kemungkinanya dengan tetap menjaga stabilitas khususnya stabilitas nilai tukar kita dan bagaimana lebih efektifnya mendorog pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Kemudian dari sisi likuiditas longgar atau quantitative easing (QE), pada tahun lalu telah dilakukan mencapai Rp740,7 triliun atau 4,80 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Sementara itu QE tahun 2021 sebesar Rp14,16 triliun hingga 4 Februari. Inilah yang kemudian kelihatan likuiditas di perbankan itu longgar,” ucap Perry.