Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas bisnis di Dubai selain sektor perminyakan meningkat selama dua bulan berturut-turut pada Januari 2021, meskipun cenderung melandai karena pemerintah menerapkan kembali kebijakan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, ekonomi sektor swasta non-minyak di pusat bisnis Timur Tengah ini meningkat tipis bulan lalu. Sementara itu, IHS Markit mencatat indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) turun menjadi 50,6 pada Januari dari level 51 bulan lalu.
Penurunan ini didorong oleh rendahnya output dan pesanan baru. Meskipun begitu, indeks PMI masih di atas level 50 yang menandakan terjadinya ekspansi.
Sementara itu, angka tenaga kerja di Dubai menunjukkan peningkatan untuk pertama kalinya dalam sekitar satu tahun terakhir dengan laju tercepat dalam 14 bulan karena perusahaan menyatakan optimisme terhadap prospek bisnis. Namun, indikator ketenagakerjaan secara keseluruhan masih di bawah angka 50.
Ekonom IHS Markit David Owen mengatrakan meskipun pertumbuhan penjualan hampir terhenti, perusahaan non-minyak di Dubai meningkatkan produksi untuk kedua bulan berturut-turut pada Januari.
"Dengan keyakinan untuk tahun 2021 yang juga membaik karena peluncuran program vaksinasi di UEA, lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya dalam hampir setahun terakhir, setelah pandemi membuat indeks PMI mencatatkan rekor penurunan selama kuartal kedua tahun 2020,” ungkap Owen.
Sementara itu, hampir semua sektor melaporkan pertumbuhan, kecuali sektor perjalanan dan pariwisata, yang mengalami penurunan karena pembatasan perjalanan global yang lebih ketat.
Sektor grosir dan ritel mencatat kinerja terbaik dan menjadi pendorong utama angka tenaga kerja. Beberapa perusahaan menyebutkan peningkatan permintaan klien dan optimisme berada pada level tertinggi sejak September tetapi masih pada salah satu level terlemah dalam sejarah.