Bisnis.com, JAKARTA - Rolls-Royce Inggris mengatakan pada Minggu (7/2/2021) bahwa pihaknya mengusulkan penutupan operasional selama dua pekan untuk unit kedirgantaraan sipilnya selama musim panas saat perusahaan mengendalikan kerugian akibat dampak pandemi Covid-19.
Pembuat mesin pesawat terbang itu telah memulai pembicaraan dengan serikat pekerja tentang penutupan dan pemotongan biaya di unit kedirgantaraan sipilnya, katanya dalam sebuah pernyataan surel.
"Saat kami terus mengelola basis biaya kami sebagai tanggapan atas dampak berkelanjutan dari pandemi Covid-19 di seluruh sektor penerbangan komersial, kami mengusulkan penutupan operasional selama dua minggu di unit kedirgantaraan sipil selama musim panas," katanya seperti dikutip Antara dari Reuters.
Baca Juga
Keuangan Rolls-Royce telah dihantam krisis Covid-19 karena para pelanggan maskapai penerbangannya melarang penerbangan pesawat. Bulan lalu memperingatkan bahwa perjalanan akan lebih dibatasi dari yang diperkirakan tahun ini, yang menyebabkan peningkatan arus kas keluar.
Rolls-Royce memiliki pelanggan di lebih dari 150 negara, terdiri dari lebih dari 400 maskapai penerbangan dan pelanggan leasing, 160 angkatan bersenjata, dan lebih dari 5.000 pelanggan listrik dan nuklir.
Pendapatan pokok tahunan adalah £15,45 miliar pada 2019, sekitar setengahnya berasal dari penyediaan layanan purnajual. Pada 2019, Rolls-Royce menginvestasikan £1,46 miliar untuk penelitian dan pengembangan.