Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Sriwijaya Air SJ-182 Sempat Belok Arah, KNKT: Kenapa?

KNKT sedang menyelidiki FDR untuk mengungkap alasan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang sempat belok tidak menuju ke arah semestinya.
Pesawat Sriwijaya Air. /Sriwijaya Air.
Pesawat Sriwijaya Air. /Sriwijaya Air.

Bisnis.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengunduh perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) dari black box Sriwijaya Air SJ-182 dan kini berupaya menyingkap alasan pesawat tidak menuju ke arah semestinya seperti yang dilaporkan oleh menara pengawas.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan FDR menjadi data yang paling penting untuk mengungkap kecepatan, ketinggian, posisi pesawat, informasi mesin, hingga posisi bujur dan lintang pesawat. Hal ini, termasuk alasan mengapa SJ ini menuju arah yang tidak semestinya.

“Arah hidung pesawat dan lintasannya, posisi GPS-nya kita bisa melihat lintasannya kenapa, mengarah ke mana. Kita akan lihat kenapa dari tower menanyakan kok berbelok ke arah Barat Laut. Kita bisa lihat dari FDR itu,” ujarnya melalui rekaman video yang dikutip, Senin (18/1/2021).

Sebelumnya, Soerjanto juga menjelaskan setelah berhasil berhasil mengunduh data FDR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terdapat 330 parameter dan semua dalam kondisi baik.

Melalui data FDR ini, KNKT kemudian berhasil mengkonfirmasi data ADS-B dan wreckage engine yang menyebutkan bahwa kedua mesin masih beroperasi atau hidup sampai pesawat membentur air.

Sambil terus mempelajari data FDR, KNKT saat ini juga menunggu pencarian cockpit voice recorder (CVR) yang tengah dilakukan Tim Gabungan. CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam yang berguna untuk proses investigasi lebih lanjut.

Seperti diketahui FDR telah ditemukan dan diserahkan kepada KNKT pada Rabu (13/1/2021) lalu di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada pukul 16.20 WIB.

Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt. Nurcahyo Utomo pada saat penemuan FDR mengungkapkan pihaknya telah menerima Crash Survivable Memory Unit (CSMU) yang merupakan bagian dari black box atau kotak hitam.

"CSMU merupakan bagian dari kotak hitam yang paling tahan benturan, dan tahan panas hingga suhu 1.000° C selama 1 jam," kata Nurcahyo dalam siaran pers.

Sebelum melakukan proses pengunduhan data FDR yang terdapat dalam CSMU ini, Nurcahyo menjelaskan bahwa harus membersihkan unit memori dari kotoran dan sisa-sisa garam yang menempel karena terendam air laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper