Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Filipina Lebih Cepat Rebound daripada Saat Krisis 1997, Kok Bisa Ya?

Asosiasi Bankir Filipina memperkirakan perbankan di negara itu dapat bangkit kembali dalam tiga hingga empat tahun, sekitar setengah dari waktu yang dibutuhkan setelah krisis 1997. Suku bunga rendah, permodalan yang lebih tinggi dan ekonomi yang stabil menjadi pendukungnya.
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca
Penumpang mengantri untuk naik kereta Mass Rapid Transit (MRT) menjelang jam malam yang diberlakukan karena corona virus di Mandaluyong City, Metro Manila, Filipina, Senin (16/3/2020). Bloomberg/Veejay Villafranca

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan Filipina diyakini akan pulih lebih cepat dari dampak pandemi virus Corona daripada saat krisis keuangan Asia, ditopang oleh suku bunga rendah, permodalan yang lebih tinggi dan ekonomi yang stabil.

Cezar Consing, Presiden Asosiasi Bankir Filipina, mengatakan pemberi pinjaman di negara itu dapat bangkit kembali dalam tiga hingga empat tahun, sekitar setengah dari waktu yang dibutuhkan setelah krisis 1997 karena bank secara agresif menyediakan dana provisi untuk mengantisipasi kerugian.

"Krisis ini mungkin lebih berdampak pada ekonomi, tetapi sistem perbankan pada saat yang sama lebih mampu menangani beberapa tekanan," katanya dalam sebuah wawancara, dilansir Bloomberg, Senin (18/1/2021).

Rasio pinjaman buruk Filipina dapat mencapai puncak 6 persen hingga 7 persen tahun ini, dibandingkan dengan sekitar 4 persen pada 2020, dan jauh lebih rendah dari tingkat 20 persen yang terlihat selama krisis Asia. Ini berarti bank memiliki sekitar 744 miliar peso (US$15,5 miliar) utang macet dari total 10,63 triliun peso pinjaman pada akhir November.

Consing, yang menjalani tiga bulan terakhirnya sebagai presiden Bank of the Philippine Islands sebelum pensiun, mengenang bahwa pemberi pinjaman butuh waktu enam hingga tujuh tahun untuk memulihkan keuntungan setelah krisis 1997.

Bangko Sentral ng Pilipinas, seperti bank sentral lainnya di dunia, telah melonggarkan kebijakan moneter dan melakukan langkah-langkah bantuan lain untuk membatasi dampak pandemi. Bank sentral memotong persyaratan cadangan bagi bank untuk mendorong pinjaman dan membantu menopang uang tunai dalam sistem keuangan.

Menurut perkiraan terbaru pemerintah, ekonomi akan tumbuh 6,5 persen hingga 7,5 persen tahun ini, setelah proyeksi kontraksi sebanyak 9,5 persen pada 2020.

Consing juga mengatakan bank dapat mentolerir suku bunga negatif hingga satu tahun.

"Jika Anda memiliki suku bunga negatif untuk jangka waktu yang lama, Anda menciptakan gelembung, Anda menciptakan masalah, Anda salah mengalokasikan sumber daya," katanya.

Sementara suku bunga turun, beban lain seperti biaya regulasi, teknologi, dan keamanan siber meningkat

Tantangan bagi bank Filipina adalah bagaimana menjadi lebih besar dan tetap relevan untuk mendukung agenda pertumbuhan. Bank sekarang menyumbang 12 persen hingga 13 persen dari bursa saham dibandingkan dengan 15 persen satu dekade lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper