Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan petrokimia asal Benua Biru bakal membangun pabrik petrokimia di wilayah Indonesia bagain timur tepatnya di Bintuni, Papua Barat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perusahaan asal Eropa yakni Chayil Energy Pte. Ltd. membangun kilang petrokimia dengan nilai investasi yang cukup besar yaitu Rp28 triliun.
"Pemerintah upayakan Teluk Bintuni tarik investasi dalam dan luar negeri, Chayil perusahan Eropa investasi senilai Rp28 triliun bangun petrokima di Teluk Bintuni," katanya dalam webinar yang digelar pada Senin (28/12/2020).
Airlangga menjelaskan bahwa Pulau Papua masih menyimpan sumber daya alam yang melimpah mulai dari batu bara, tembaga, timah hitam, marmer, uranium, hingga minyak bumi dan gas bumi.
Dia memaparkan bahwa untuk potensi gas bumi masih terdapat sebanyak 14,4 triliun standar kaki kubik yang masih belum termanfaatkan dengan baik.
Menurutnya, kurangnya infrastruktur di Pulau Papua masih menjadi hambatan terbesar dalam pemanfaatan sumber daya alam.
Baca Juga
"Kawasan Teluk Bintuni sudah mau rancangan pembangungan jangka menengah nasional. Tahap selanjutnya 2020—2024 ini kawasan industri prioritas," jelasnya.
Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin terlena dengan jumlah investasi yang akan masuk ke daerahnya tersebut.
Menurutnya, pada saat ini Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni tengah menyiapkan sumber daya manusia agar bisa terserap dalam proyek-proyek migas yang ada.
"Kami tidak ingin terlena dengan banyaknya investasi. Ini perlu juga persiapan yang matang dari sisi kualitas SDM. Kami mau anak-anak daerah yang juga bisa ikut serta dalam perkembangan industri di Bintuni," ungkapnya.