Bisnis,com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2020 akan mengalami kontraksi -2 hingga -1 persen.
Sementara itu, pertumbuhan keseluruhan tahun ini diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar -2 persen hingga -1,5 persen.
Yusuf mengatakan, kunci pertumbuhan pada kuartal keempat ini sebenarnya diharapkan didorong oleh konsumsi rumah tangga, namun daya beli masyarakat masih tertekan meski pemerintah telah menggelontorkan berbagai bentuk bantuan.
Dari sisi administrasi, kata Yusuf, masih terdapat beberapa permasalahan, misalnya Program Kartu Prakerja yang masih ditemukan beberapa kasus, di mana bantuan tidak dapat disalukan karena masalah misinformasi.
"Dari sisi kuota, bantuan ini juga tidak proporsional karena peminat yang mencapai 30 juta, hanya diakomodasi pemerintah 5 juta. Padahal gap yang tidak menerima ini bisa saja kelompok masyarakat yang juga terkena PHK selama pandemi," katanya kepada Bisnis, Senin (21/12/2020).
Sementara itu, masyarakat kelas menengah ke atas masih menahan belanja, terindikasi dari pertumbuhan dana pihak ketiga kelompok segmen diatas Rp5 miliar yang masih tumbuh dua digit pada Oktober 2020.
Baca Juga
Hal ini menunjukkan bahwa kelompok masyarakat menengah ke atas masih cenderung menahan untuk melakukan konsumsi. Padahal kelompok ini menguasi sekitar 80 persen dari total konsumsi di Indonesia.