Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan Mulai Naik, Bisa Berlanjut Sampai 2021

Kementerian Pertanian sempat mengeluarkan kebijakan pemangkasan populasi ayam broiler menyusul terjadi over supply yang mengakibatkan anjloknya harga komoditas tersebut di tingkat peternak.
Ilustrasi kebutuhan pokok
Ilustrasi kebutuhan pokok

Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah komoditas pangan mulai memperlihatkan tren kenaikan menjelang musim libur akhir tahun. Kenaikan ini diperkirakan akan berlanjut sampai 2021. 

Kepala Bidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Inti Pertiwi menjelaskan berlanjutnya kenaikan harga setidaknya akan terjadi pada telur dan daging ayam ras yang pasokannya cenderung berkurang sebagai imbas dari pengurangan populasi yang dilakukan belum lama ini.

Sementara itu, harga cabai cenderung naik akibat produksi yang berkurang karena keterbatasan modal yang dirasakan petani selama pandemi.

“Di daging dan telur ayam terjadi shock di penawaran dan permintaan. Kenaikan permintaan pada akhir tahun memang musiman, setiap tahun terjadi. Namun kali ini ada pasokan yang berkurang karena ada pengurangan populasi,” kata Inti saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (17/12/2020).

Kementerian Pertanian memang mengeluarkan kebijakan pemangkasan populasi ayam broiler menyusul terjadi over supply yang mengakibatkan anjloknya harga komoditas tersebut di tingkat peternak. Besarnya populasi ini tercatat tak diiringi dengan serapan di tingkat konsumen.

Kementerian Pertanian mencatat konsumsi daging ayam turun sampai 43,2 persen selama pandemi. Penurunan konsumsi ini lantas membuat pemerintah menginstruksikan pemusnahan telur ayam tertunas sebanyak 66,69 juta butir selama Agustus-November 2020.

“Hal serupa juga terjadi pada telur. Namun di telur kami catat ada kenaikan konsumsi pada tahun ini sebesar 0,09 kilogram per kapita per tahun sehingga menjadi 18,39 kilogram per kapita per tahun,” lanjutnya.

Simulasi yang dilakukan BKP memperkirakan bahwa dampak pengurangan populasi terhadap pasokan dan harga akan mencapai puncaknya pada Januari 2021. Guna memastikan kenaikan harga tidak memberatkan konsumen, Inti mengatakan pemerintah akan memastikan distribusi berjalan lancar.

“Bagaimanapun ini kesempatan bagi peternak untuk mendapat untung setelah berbulan-bulan merugi. Kami akan upayakan kedua pihak tidak merasakan kerugian,” tambah Inti.

Adapun untuk cabai yang juga memperlihatkan tren kenaikan, Inti menjelaskan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh berkurangnya minat menanam petani setelah mengalami penurunan permintaan saat musim panen. BKP memperkirakan harga cabai baru mulai turun pada Maret 2021.

“Kami sudah melakukan pemetaan untuk daerah-daerah yang panen dan mana yang defisit cabai,” kata dia.

Adapun untuk komoditas yang pengadaannya didukung lewat impor seperti bawang putih dan daging sapi, Inti mengatakan hal ini akan amat tergantung pada realisasi impor sampai akhir tahun guna menjamin stok penyangga pada awal 2021 terjaga.

Meski demikian, dia tak memungkiri bahwa pemerintah kesulitan mencatat stok komoditas pangan di gudang-gudang importir serta berapa banyak yang telah beredar di masyarakat. 

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi impor daging sapi/kerbau mencapai 190.031 ton selama Januari-November 2020. Volume ini jauh menurun dibandingkan realisasi pada Januari-November 2019 yang mencapai 233.871 ton.

Adapun untuk bawang putih, realisasi impor sampai November 2020 mencapai 461.724 ton, lebih tinggi dibandingkan realisasi impor Januari-November 2019 yang berjumlah 358.449 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper