Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana melakukan simulasi kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) di Provinsi Bali pekan ini. Pemerintah dikatakan telah berkoordinasi dengan asosiasi terkait mengenai proses simulasi tersebut.
Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan terdapat beberapa hal yang akan diuji coba pemerintah dalam simulasi di Bandara Ngurah Rai, Bali, akhir pekan nanti.
Sejumlah langkah alternatif tersebut, di antaranya uji coba tes swab atau antigen serta karantina wisman selama 1-2 hari, sebelum kemudian dinyatakan lolos. Hasil simulasi yang berlangsung selama beberapa pekan tersebut akan diumumkan oleh pemerintah pada Januari 2021.
"Kami akan melihat di mana ada deviasi. Kalau deviasi tersebut sudah bisa diantisipasi, baru pemerintah berani membuka keran wisatawan asing di Bali," ujar Hari kepada Bisnis.com, Kamis (17/12/2020).
Hari mengatakan pelaksanaan simulasi wisatawan mancanegara di Bali dilakukan berdasarkan sejumlah survei terkait dengan permintaan yang dikatakan cukup tinggi untuk Bali. Pemerintah, lanjutnya, menggunakan secondary data dari sejumlah konsultan dan penelitian luar negeri sebagai barometer rencana simulasi wisman di Bali.
Dia menambahkan, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan asosiasi travel agensi. Terdapat beberapa kesepakatan antara pemerintah dan asosiasi tersebut yang akan diuji coba serta diumumkan hasilnya dalam beberapa waktu mendatang.
Baca Juga
Namun, Hari tidak menjelaskan secara lebih terperinci mengenai kesepakatan antara pemerintah dan asosiasi-asosiasi di sektor pariwisata tersebut.
Adapun, target wisatawan asing yang diperkirakan berada di kisaran 4-7 juta orang disebut dapat berubah setelah simulasi dilaksanakan, yakni menjadi 6-7 juta orang.
"Bali akan kita citrakan ke luar, bahwa semua infrastruktur di sana sudah siap. Kebetulan pekan ini ada perwakilan United Nation World Tourism Organization [UNWTO] datang, mereka ngecek dan Bali dinilai sudah siap," jelas Hari.
Turis dari sejumlah negara di kawasan Asia Timur menjadi target yang sedang dipertimbangkan pemerintah mengacu kepada penanganan Covid-19. Tetapi, jika simulasi yang dilakukan lancar, sambungnya, atau hasil tes menyatakan wisman yang datang negatif Covid-19, tidak tertutup kemungkinan bagi turis dari negara-negara lain, termasuk Eropa Barat.
"Namun, kami belum berani menyimpulkan. Setelah simulasi dilakukan, baru kami bisa menyimpulkan," ujarnya.
Pemerintah juga sedang mencari strategi yang lebih soft dan pasti, seperti tes swab dan karantina singkat, belajar dari penerimaan kembali wisatawan asing di Thailand yang dinilai tidak efektif karena negara tersebut menerapkan karantina selama 2 pekan kepada turis asing.