Bisnis.com, JAKARTA – Kesiapan dan jenis armada maskapai untuk mengangkut distribusi vaksin harus disesuaikan dan berkolaborasi dengan moda transportasi lainnya untuk menjangkau wilayah terpencil.
Pengamat Penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman mengatakan apabila kondisi vaksin yang dibawa harus dengan menggunakan pendingin di kontainer dan menggunakan baterai lithium maka hanya bisa dibawa pesawat sebagai kargo apabila pesawatnya tidak membawa penumpang.
“Kalau memang sudah disiapkan container and cooling untuk bisa diangkut narrow body aircraft, ya pendistribusian bisa dilakukan ke semua penjuru Indonesia,” ujarnya, Senin (7/12/2020).
Dia juga belum mengetahui apakah kontainer yang ada bisa disesuaikan untuk pesawat berbodi sempit (narrowbody) atau tidak. Namun berkaca dengan armada yang digunakan Garuda Indonesia dalam mengangkut vaksin masih dilakukan dengan Boeing 777ER yang tergolong wide body atau berbadan besar.
Gerry meyakini terkait dengan kontainer pengirimannya juga telah diatur dengan suhu tertentu yang tersedia hanya untuk tipe wide body.
“Kalau untuk menjangkau ke wilayah-wilayah terpencil lainnya harus pesawat kecil bisa menggunakan 737 freighter dan kalau memang terpaksa ya harus menggunakan kapal,” tekannya.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Dadun Kohar menjelaskan vaksin tidak termasuk barang berbahaya tetapi barang membutuhkan penanganan khusus. Alhasil detil terkait dengan proses distribusi jalur dan rutenya memang masih menunggu perkembangan.
Adapun, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto konektivitas kargo udara akan disambungkan dengan tol laut sehingga proses logistik dan distribusi barang dapat menjangkau ke wilayah-wilayah terluar, terpencil, dan terdalam.
“Ketika vaksin selesai maka rute yang digunakan untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia sangat vital dan kita rencanakan akan kerja sama dengan moda transportasi lain dan operator yang ada di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dia mencontohkan kondisi di Papua yang terdapat 109 bandara yang beroperasi dan terkoneksi dengan menggunakan pesawat ukuran besar dan kecil yang berfungsi mengangkut penumpang dan barang. Sebagian besar daerah di Papua menjadikan transportasi udara sebagai yang utama, sehingga aktivitas udara ini vital untuk Papua dan bisa disambungkan dengan tol laut.