Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan Bank Indonesia untuk mengambil bagian lebih signifikan dalam reformasi fundamental yang kini sedang digulirkan.
Jokowi juga meminta Bank Indonesia berkontribusi lebih besar dalam menggerakkan sektor riil, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu para pelaku usaha terutama UMKM untuk bisa kembali produktif.
“Dalam situasi krisis seperti ini kita harus bergerak cepat dan tepat buang jauh-jauh ego sektoral, egosentrisme lembaga, dan jangan membangun tembok tinggi-tinggi berlindung di balik otoritas masing-masing kita harus berbagi beban, bertanggung jawab untuk urusan bangsa dan negara ini agar negara kita mampu bertransformasi menjdi kekuatan ekonomi baru di tingkat regional dan global,” ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) dikutip dari YouTube Bank Indonesia, Kamis (3/12/2020).
Menurutnya, banyak pekerjaan rumah yang masih perlu diselesaikan seperti membludaknya pengangguran dan angkatan kerja baru yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
Walhasil, kata Jokowi, pemerintah berketetapan hati melakukan reformasi struktural membenahi regulasi yang kompleks dan birokrasi yang rumit.
“Kita semua tahu [Indonesia] posisi nomor satu di Global Complexity Index yang paling rumit di dunia dan itu harus kita akhiri,” katanya.
Jokowi menyampaikan, bahwa hal itu menjadi semangat yang mendasari lahirnya UU Cipta Kerja yakni menciptakan iklim usaha yang kondiusif, berdaya saing, sehingga UMKM lebih berkembang dan industri padat tenaga kerja tumbuh dengan pesat.
Lebih lanjut, Kepala Negara menyampaikan bahwa upaya penanganan Covid-19 baik sisi kesehatan maupun ekonomi kini mulai membuahkan hasil.
Jokowi mengatakan, bahwa per 3 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Indonesia lebih rendah dari rerata dunia yakni 12,72 persen berbanding 28,04 persen.
Kemudian, tingkat kesembuhan juga semakin baik yakni mencapai angka 84,02 persen, atau lebih tinggi dari angka kesembuhan dunia 69,56 persen.
Sinyal positif sektor perekonomian juga semakin baik yakni pada triwulan ketiga 2020 perekonomian Indonesia terkontraksi minus 3,49 persen atau lebih baik jika dibandingkan triwulan kedua 2020 yang terkontraksi minus 5,32 persen.
“Artinya telah melewati titik terendahnya, titik balik menuju membaik, tren positif membaik dan dengan momentum ini saya yakin kita akan bergerak lagi ke arah positif di triwulan keempat dan seterusnya,” ujar Jokowi.
Dia berpesan agar masyarakat tidak kendor dalam disiplin menerapkn protokol kesehatan sehingga ancaman gelombang kedua Covid-19 tidak terjadi di Tanah Air.