Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunci Perkuat Industri Alkes Nasional, Bersinergi!

Penguatan produksi alkes dalam negeri saat ini membutukan sinergi dengan berbagai lembaga guna menunjang daya saing.
Sarandi KN. Selain menangkap peluang pasar domestik, manufaktur yang berbasis di Sukabumi ini telah mengekspor produknya. Sarandi juga memasok World Health Organization (WHO) untuk didistribusikan ke beberapa negara di Asia dan Afrika. /Sarandi KN
Sarandi KN. Selain menangkap peluang pasar domestik, manufaktur yang berbasis di Sukabumi ini telah mengekspor produknya. Sarandi juga memasok World Health Organization (WHO) untuk didistribusikan ke beberapa negara di Asia dan Afrika. /Sarandi KN

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen alat kesehatan (alkes), PT Sarandi Karya Nugraha menilai kunci kedaulatan industri alkes dalam negeri saat ini adalah dengan bersinergi antar industri terkait lainnya.  

Direktur Utama PT Sarandi Karya Nugraha Isep Gojali mencontohkan seperti di China industri alkes dan farmasi bisa kuat karena setiap perusahaan bermitra dengan yang lainnya. Sebaliknya, industri di Indonesia saat ini masih jalan sendiri-sendiri.

"Jadi misalnya kemarin kita kekurangan ventilator, padahal sebenarnya cukup sinergi dengan industri otomotif tidak usah sampai memiliki pabrik cukup assembling saja terbukti bisa diproduksi kan?" katanya kepada Bisnis, Kamis (3/12/2020).

Untuk itu, Isep mengemukakan pentingnya perusahaan alkes memiliki link atau bermitra dengan perusahaan lain sehingga menciptakan sinergi yang akan memperkuat produk dalam negeri. Tetapi Isep mengakui hal itu membutuhkan waktu dan komitmen dari semua pihak termasuk pemerintah di sini.

Dia pun menilai penguatan produk alkes dalam negeri juga sebaiknya dimulai dari pemerintah.

"Tentu dengan tidak melanggar berbagai perjanjian dagang internasional yang sudah diikuti. Jadi perlu mencari celah supaya tetap mengutamakan produk dalam negeri," ujar Isep.

Selain itu, penguatan produksi alkes dalam negeri saat ini juga membutukan sinergi dengan berbagai lembaga guna menunjang daya saing. Hal ini bisa dilakukan melalui kerja sama dengan universitas untuk menciptakan SDM yang unggul dalam produksi, serta lembaga-lembaga penelitian dan pengembang untuk memperkuat riset.

Isep menyebut PT Sarandi yang sudah berdiri sejak 1997 pun terus menerapkan kerja sama tersebut. Tak ayal, jika saat ini sedang digencarkan industri 4.0, perseroan mengaku telah mengadosi digitalisasi sejak awal berdiri.

"Kami dulu hanya bermula 8 orang tetapi semua administrasi sudah paperless, makanya saya sering terus menggandeng universitas untuk menciptakan infrastruktur dan SDM yang mandiri dan unggul," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper