Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Target, Sri Mulyani Yakin Anggaran Bansos Terserap 100 Persen

Sri Mulyani menyatakan bahwa program perlindungan sosial dalam program PEN tersebut ampuh menahan laju kemiskinan akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan optimistis anggaran untuk perlindungan sosial dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan terserap 100 persen pada akhir 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran perlindugan sosial pada proram PEN yang telah terealisasi adalah sebesar Rp207,8 triliun atau sebesar 88,9 persen dari total Rp234,33 triliun.

"Sampai dengan Desember 100 persen bisa terealisir karena masyarakat yang membutuhkan masih akan mendapat bantuan dari pemerintah, seperti dalam bentuk PKH, kartu sembako, BLT, dana desa, Kartu Prakerja, diskon listrik, bantuan beras, subsidi gaji, dan kuota internet," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (30/11/2020).

Untuk tahun depan, kata Sri Mulyani, pemerintah akan tetap menjalankan program perlindungan sosial. Program ini akan tetap menjadi bantalan sosial dikarenakan proses vaksinasi masih membutuhkan waktu.

"Ini diharapkan bisa membantu masyarakat kita dari dampak pandemi Covid-19 dengan adanya bantuan pemerintah," jelasnya.

Sri Mulyani sebelumnya menyatakan bahwa program perlindungan sosial dalam program PEN tersebut ampuh menahan laju kemiskinan akibat dampak dari pandemi Covid-19. Tingkat kemiskinan pun berhasil ditekan di bawah angka 10.

Menurutnya, tingkat kemiskinan di Indonesia akibat Covid-19 seharusnya mencapai 10,96 persen. Namun, angka ini hanya sebesar 9,69 persen.

"Ini lebih rendah 1,5 persen. Itu suatu angka yang cukup signifikan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper