Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan destinasi wisata super prioritas yang sedang dilakukan pemerintah disebut akan berjalan secara paralel dengan penyelamatan daerah tujuan plesir lain yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunedi mengatakan pengembangan yang dilakukan akan berlomba dengan pengendalian pandemi serta dampaknya terhadap industri pariwisata.
"Pemerintah akan tetap fokus membangun kembali industri pariwisata di destinasi existing. Bahkan, sudah ada porsi untuk pelaku industri usaha kecil, mikro, dan menengah [UMKM] di destinasi wisata lain, seperti Yogyakarta," kata Didien kepada Bisnis.com, Jumat (27/11/2020).
Bagi pelaku usaha di destinasi wisata existing, lanjut Didien, pemerintah memberikan bantuan bagi pelaku UMKM yang bergerak di bidang usaha penyediaan fasilitas penginapan di level homestay.
Baik pengembangan destinasi super prioritas maupun destinasi yang sudah ada, kata Didien, telah disiapkan alokasi-alokasi anggaran dan dilakukan pemantauan secara ketat dalam hal melakukan percepatan progres.
"Pengembangan tidak serta merta mengesampingkan penyelamatan industri pariwisata existing. Hal itu tetap berbarengan pengembangannya dengan destinasi wisata super prioritas," lanjutnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana menyulap 5 destinasi wisata super prioritas menjadi surga bagi wisatawan di segala segmen. Dengan perkiraan investasi lebih dari Rp30 triliun, kawasan tersebut kemungkinan besar bisa dinikmati pada 2023.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan pemerintah telah menentukan destinasi-destinasi sesuai dengan segmentasi masing-masing. Daerah seperti Mandalika dan Labuan Bajo pun diproyeksikan sebagai destinasi wisata premium.
"Kalau kita tidak ada perbedaan di masing-masing destinasi wisata tersebut, akhirnya tidak ada sesuatu yang menarik," ujar Erick dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang diselenggarakan Jumat (27/11/2020).
Untuk Likupang, Erick mengatakan kawasan tersebut bakal menjadi destinasi wisata segmen menengah dengan target pasar turis-turis dari China. Selanjutnya, Borobudur bakal diplot sebagai destinasi dengan target pasar dari segmen menengah ke bawah.
Sementara destinasi wisata super prioritas terakhir yakni Danau Toba, pemerintah sedang mendorong pembangunan infrastruktur untuk menjadikan area tersebut sebagai hub bagi wisatawan asing maupun domestik sebelum menuju destinasi lain.