Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) merealisasikan penambahan proyek pembangkit listrik energi baru terbarukan sebesar 132 megawatt hingga November 2020.
Realisasi tersebut baru mencapai 56,17 persen dari target penambahan pembangkit tahun ini yang ditetapkan sebesar 235 MW.
Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad memaparkan bahwa hingga saat ini total kapasitas pembangkit EBT baru mencapai 7.992 MW. Capaian ini masih jauh untuk mencapai target porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.
"Sampai November, porsi EBT baru 13,60 persen dengan kapasitas terpasang hampir 8.000 MW. Ini sangat challenging," ujar Ikhsan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (25/11/2020).
Dia mengakui bahwa saat ini porsi pembangkit PLN masih didominasi oleh pembangkit batu bara sebesar 50,40 persen. Sepanjang 2000—2019, rata-rata pertumbuhan pembangkit fosil per tahun mencapai 6,60 persen.
Dalam satu dekade mendatang, rata-rata pertumbuhan pembangkit fosil akan ditekan pada angka 3,60 persen per tahun, sedangkan pertumbuhan EBT akan terus digenjot dari rata-rata pertumbuhan 7,10 persen per tahun (2000—2019) menjadi 12,70 persen per tahun sepanjang 2020—2029.
Baca Juga
Sebelumnya, dalam sebuah webinar, Senin (23/11/2020), Ikhsan mengatakan bahwa tahun ini banyak pengerjaan proyek-proyek pembangkit EBT yang tertunda akibat dampak pandemi Covid-19.
"Tahun ini banyak sekali proyek-proyek kami, khususnya EBT, yang tertunda ke 2021 karena banyak pelaksana kontraktor tidak bisa masuk Indonesia. Proyek EBT, misal, di Sumatra Utara, PLTA Batang Toru, PTLA Asahan III tertunda ke 2021 atau 2022," kata Ikhsan.
PLN berhasil menyelesaikan proyek-proyek energi baru terbarukan sebesar 132 MW sejumlah 15 pembangkit pada tahun ini dengan perincian yakni 2 unit PLTA total kapasitas 73 MW, 10 unit PLTM dengan total kapasitas 50,63 MW, 1 unit PLTS dengan kapasitas 2,92 MW, 1 unit PLTBm (biomassa) kapasitas 3,50 MW, dan 1 unit PLTBg (biogas) kapasitas 2 MW.