Bisnis.com, JAKARTA – Harga impor masker bedah dengan pos tarif 63079040 terus memperlihatkan penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Sempat menyentuh US$51,2 per kilogram (kg) pada April, harga impor produk penting dalam penanganan Covid-19 itu kini hanya di kisaran US$10,1 per kg pada September.
Juru Bicara Kementerian Perdagangan Fithra Faisal Hastiadi berpendapat penurunan harga ini terjadi lantaran produksi yang melimpah dari produsen utama seperti China. Hal serupa juga terjadi di Tanah Air setelah pada awal pandemi sempat mengalami kelangkaan pasokan.
“Di samping itu, permintaan di China sepertinya melambat karena kasus Covid-19 mereka terkendali, jadi mereka lebih banyak ekspor. Hal ini menyebabkan excesses of production,” kata Fithra kepada Bisnis, Kamis (26/11/2020).
Dia pun menyebutkan peralihan produksi industri ke alat kesehatan di berbagai negara, termasuk Indonesia, turut menjadi penyebab. Sebagaimana diketahui, terdapat pelaku industri tekstil yang mengalihkan produksinya ke produk alat pelindung diri (APD) untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Berkaitan dengan harga murah masker bedah impor yang dikhawatirkan mencederai industri dalam negeri, Fithra mengatakan Kementerian Perdagangan terus mengkaji berbagai opsi kebijakan. Termasuk opsi merelaksasi ekspor masker bedah yang sejauh ini harus mengantongi persetujuan sebagaimana tertuang dalam Permendag 57 Tahun 2020.
Baca Juga
“Untuk relaksasi ekspor sebenarnya tidak banyak membantu karena pasokan global memang banyak. Mungkin salah satu pilihan bagi industri adalah mulai melakukan diversifikasi produk. Jika sebelumnya didorong ke APD, sekarang mungkin bisa beralih ke selain APD,” kata dia.
Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto mengatakan penurunan harga masker bedah terjadi lantaran bahan baku yang juga turun. Untuk masker bedah, bahan baku yang dipakai spunbund dan meltbown belum banyak diproduksi di dalam negeri.
“Tapi untuk masker kain yang reusable harganya tetap sama karena harga bahan baku cenderung tidak fluktuatif. Sejak April kita sudah ekspor untuk yang jenis ini,” kata Anne saat dihubungi.