Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai satu dari tujuh negara di dunia yang masih mengkonsumsi bahan bakar berjenis Premium, Indonesia masih belum bisa melepaskan ketergantungannya dari produk yang disebut kurang ramah lingkungan itu.
Sejumlah kalangan menyebut konsumsi bahan bakar bakar RON 88 masih menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan produk lainnya dengan jenis RON 90, RON 92, hingga RON 98.
Namun, PT Pertamina (Persero) menyebut, secara nasional konsumsi BBM jenis Premium saat ini bukanlah yang paling besar. Tren masyarakat diklaim sudah beralih ke BBM dengan kualitas yang lebih baik.
Pjs VP Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari mengatakan bahwa pada saat ini konsumsi BBM terbesar di Indonesia adalah Pertalite.
Berdasarkan data Pertamina per November 2020, komposisi konsumsi BBM nasional yakni Pertalite pada 63 persen, Premium 23 persen, Pertamax 13 persen, dan Pertamax Turbo sebesar 1 persen.
Sementara itu, untuk konsumsi Premium di daerah Jawa, Madura, dan Bali berada pada level 13,8 persen, sedangkan selebihnya konsumsi terbesar masih pada BBM jenis Pertaseries (Pertamax, Pertalite, Pertamax Turbo).
“RON 88 dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan konsumsi, artinya animo masyarakat terhadap BBM dengan RON yang lebih tinggi sudah semakin baik,” katanya kepada Bisnis, Jumat (20/11/2020).
Sementara itu, Heppy mengatakan bahwa untuk stok BBM jenis Premium secara nasional masih berada pada level yang aman. Secara nasional ketahanan stok berada pada level 22,71 hari atau 23 hari.
Kendati demikian, pihaknya terus mengedukasi masyarakat agar dapat beralih dari menggunakan Premium ke BBM dengan oktan yang lebih baik.
“Sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam Nationally Determined Contribution [NDC] untuk menurunkan emisi hingga 29 persen pada 2030 yang merupakan tindak lanjut Paris Agreement,” ungkapnya.