Bisnis.com, JAKARTA - Dua tantangan utama masih akan menjadi kendala beroperasinya kembali pesawat Boeing 737 MAX di sejumlah negara kendati Federal Aviation Administration (FAA) telah memberikan pernyataan resminya dalam mencabut larangan terbang.
Pemerhati penerbangan yang juga anggota Ombudsman Alvin Lie menyampaikan selain persoalan menyakinkan persepsi publik akibat rendahnya tingkat keselamatan Boeing 737 MAX adalah perubahan pola perjalanan ke depan selama pandemi.
Menurutnya maskapai global telah mengalami turbulensi sehingga era penggunaan pesawat super jumbo sudah lewat. Tren kedepan dalam industri ini adalah pesawat berbadan lebar dengan medium size seperti Boeing 787 dan Airbus A350.
"Untuk pesawat Boeing 737 MAX saingannya adalah Airbus A320 atau A321. Tantangannya memang nggak sedikit karena jumlah penumpang akan bertahan, sulit kembali pada level 2019 dalam beberapa tahun," paparnya, Kamis (19/11/2020).
Pola perjalanan yang berubah termasuk untuk perjalananan bisnis akan berpengaruh terhadap angkutan udara. Bahkan untuk menyesuaikam dengannkondisi saat ini, Airbus telah menyiapkan A220 yang dari sisi ukuran lebih kecil dibandingkan dengan A320 dengan pola pengaturan kursi 3-2 yang lebih efisien.
"Apalagi sekarang bertumbangan,banyak peaawat murah dijual. Jadi pilihannya apakah membeli baru Boeing737 MAX dengan risiko ditolak penumpang atau menggunakan pesawat lama bekas pakai yang masih efisien dan tidak mengalami tantangan persepsi konsumen," tekannya.
Baca Juga
Sementara itu pengamat penerbangan dari Japri, Gerry Soedjatman berpendapat askapai nasional yang saat ini masih mengandalkan pesawat dengan jenis Boeing 737- 800/900ER tetap membutuhkan penggantian pesawat secara jangka panjang dengan Boeing 737 MAX series 8/9/10 akibat semakin menuanya usia penggunaan pesawat jet tersebut.
Dia mencontohkan maskapai seperti Lion Air membutuhkan untuk menggantikan pesawat dengan737-800/900ER mereka nantinya dengan 737MAX8/9/10.