Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Untuk Tumbuh 6 Persen, Indonesia Butuh Investasi Hampir 5.000 Triliun

Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan investasi tak semudah membalikan telapak tangan. Selain kompetisi yang cukup ketat, incremental capital output ratio atau ICOR Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan kompetitor misalnya Thailand atau Vietnam.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah membutuhkan investasi senilai Rp4.983,2 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen..

Hal itu dikatakan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat memaparkan materinya dalam sebuah diskusi virtual pada Selasa (17/11/2020).

"Ini adalah target yang akan kami lakukan sampai tahun 2024, target tersebut minus investasi sektor keuangan, hulu migas dan investasi pemerintah. Ini investasi sektor riil," kata Bahlil.

Bahlil mengakui bahwa pencapaian target tersebut tak semudah membalikan telapak tangan. Selain kompetisi yang cukup ketat, incremental capital output ratio atau ICOR Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan kompetitor misalnya Thailand atau Vietnam.

ICOR Indonesia saat ini tercatat sebesar 6,6. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam yang sebesar 4,6, Thailand 4,4, Malaysia di angka 4,5 dan Filipina di angka 3,7.

Tingginya skor ICOR kemudian berimplikasi pada kualitas investasi yang tak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara konsisten. Hal ini terjadi karena banyaknya pungutan liar dan regulasi yang saling tumpang tindih.

"Nah setelah saya pelajari ICOR kita 6,6. Ini biaya yang sangat tinggi karena pungutan liar (pungli) dan aturan yang tumpang tindih. Akibatnya tidak ekonomis," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Bahlil, penurunan angka ICOR menjadi target utama pemerintah. Salah satunya melalui UU No.11/2020 tentang Cipta Kerja."Perubahan paradigma baik dari pemerintah maupun partner lokal perlu dilakukan," jelasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper