Bisnis.com, JAKARTA - Impor Januari hingga Oktober mengalami penurunan sebesar -19,07 persen, didorong oleh lesunya permintaan barang modal dan bahan baku.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto mengatakan berdasarkan penggunaan barang, impor barang modal dan bahan baku atau barang penolong mengalami penurunan sebesar 20,29 persen dan 19,75 persen masing-masing menjadi US$84,09 miliar dan US$18,74 miliar.
"Impor nonmigas Oktober 2020 mencapai US$9,70 miliar atau turun 6,65 persen dibandingkan September 2020 dan turun 25,36 persen dibandingkan Oktober 2019," ujar Setianto, Kamis (16/11/2020).
Sementara itu, impor migas Oktober 2020 tercatat senilai US$1,08 miliar atau turun 8,03 persen dibandingkan September 2020. Demikian pula jika dibandingkan Oktober 2019 turun 38,54 persen.
Setianto mengungkapkan penurunan impor nonmigas terbesar Oktober 2020 dibandingkan September 2020 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$200,9 juta (11,90 persen), sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan bijih, terak, dan abu logam senilai US$36,5 juta (74,28 persen).
Dari negara asal, BPS mencatat tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama
Januari–Oktober 2020 adalah China senilai US$31,02 miliar (30,18 persen), Jepang US$8,81 miliar (8,57 persen), dan Singapura US$6,74 miliar (6,56 persen).
Baca Juga
Secara regional, impor nonmigas dari Asean senilai US$19,25 miliar (18,73 persen) dan Uni Eropa senilai US$8,17 miliar (7,95 persen).