Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Skema Vaksin Masuk Finalisasi, Efektivitas Jadi Sorotan

Program pemulihan ekonomi nasional tetap pada prioritas kesehatan, perlindungan sosial, dan UMKM pada tahun mendatang.
rnSeorang pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech, yang mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19, dalam tur media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020./Antara-Reutersrn
rnSeorang pekerja melakukan pemeriksaan kualitas di fasilitas pengemasan produsen vaksin China, Sinovac Biotech, yang mengembangkan vaksin untuk mengatasi Covid-19, dalam tur media yang diorganisir pemerintah di Beijing, China, 24 September 2020./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha berharap pemerintah memastikan efektivitas vaksin Covid-19 yang tengah disusun skemanya sehingga potensi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pemulihan dunia usaha tercepat bisa terealisasi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan terdapat dua hal yang menjadi faktor cepatnya proses pemulihan ekonomi dunia usaha di Tanah Air.

Pertama, karakteristik masyarakat Indonesia yang cenderung berani mengambil risiko. Hal tersebut, ujar Hariyadi, mengindikasikan tingginya tingkat optimisme pemulihan dan menjadi modal penting bagi dunia usaha dalam melakukan pemulihan.

Kedua, mekanisme self healing pasar. Hariyadi menjelaskan, pasar memiliki mekanisme alamiah dalam melakukan koreksi setelah terjadinya penurunan permintaan akibat situasi kahar, termasuk pandemi.

"Permintaan turun karena pandemi. Begitu hambatan pandemi hilang, pasar akan melakukan self healing dengan kecepatan tinggi. Itu sudah hukum alam. Dengan efektifnya vaksin, pemulihan di Indonesia berlangusung lebih cepat," ujar Hariyadi kepada Bisnis, Senin (9/11/2020).

Selain itu, dia menilai pengerucutan fokus pemerintah terhadap kelompok prioritas dan wilayah berisiko dalam proses penyusunan skema vaksinasi Covid-19 sudah berada di tahap yang tepat.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa melihat kondisi tersebut, Indonesia sudah melewati titik terendah kontraksi. Saat ini, katanya, yang perlu adalah menjaga geliat daya beli.

“Kalau pada kuartal IV [per triwulan] bisa dipertahankan tumbuh 5 persen, kita bisa masuk jalur positif. Walaupun secara konservatif [pertumbuhan pada 2020] minus 1,6 persen sampai positif 0,6 persen,” katanya melalui diskusi virtual, Senin (9/11/2020).

Airlangga menjelaskan bahwa dengan begitu pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Tetap menekan penyebaran Covid-19 harus diiringi dengan upaya memulihkan perekonomian.

Sementara itu untuk 2021, kebijakan pemerintah tidak akan berbeda dengan tahun ini. Program pemulihan ekonomi nasional tetap pada prioritas kesehatan, perlindungan sosial, dan UMKM.

“Kita lihat beberapa program terkait kredit usaha rakyat atau subsidi lainnya akan dilanjutkan di kuartal I/2021. Dengan begitu daya beli pada 2021 bisa memberi nafas masyarakat untuk menjaga daya beli,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper