Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Bisa Perbaiki Kualitas Bandara Nasional

Akademisi dari Unpad menilai pelibatan investor asing bisa menjanjikan perbaikan kualitas infrastruktur bandara nasional.
Suasana lengang tampak terlihat di terminal keberangkatan Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (16/2/2019)./ANTARA-Ahmad Subaidi
Suasana lengang tampak terlihat di terminal keberangkatan Lombok International Airport (LIA) di Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (16/2/2019)./ANTARA-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan Bandara Internasional Lombok disebut dapat menjadi pendorong peningkatan infrastruktur di Indonesia. Pelibatan investor asing dapat membantu memperbaiki kualitas infrastruktur di Indonesia.

Akademisi Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Prita Amalia mengungkapkan sebenarnya pengembangan Bandara Internasional Lombok sama halnya dengan pengembangan beberapa bandara lainnya.

"Ini sama halnya dengan beberapa bandara yang memang dibuka kemungkinannya untuk mendapatkan investasi asing dalam pengembangan bandara. Bandara Labuan Bajo adalah salah satu contoh yang sudah dijalankan oleh pemerintah dan diumumkan pemenang lelangnya di akhir 2019," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (2/11/2020).

Perbedaannya, hanya pada PJPK atau penanggung jawab proyek kerja samanya. Ketika Bandara Labuan Bajo tanggung jawabnya dipegang Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sementara Bandara Lombok dipegang oleh Angkasa Pura I.

Prinsipnya, kedua bentuk kerja sama pengembangan bandara ini baik KPBU maupun BtoB merupakan pengembangan investasi yang tinggi dan BUMN harus mampu. Semangatnya, peningkatan infrastruktur dan bentuknya dapat berbagai macam.

Prita yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal University Network Indonesia Infrastructure Development mengatakan terhadap investasi infrastruktur ini juga berlaku prinsip-prinsip penanaman modal yang berlaku pada umumnya.

"Adapun, mengenai pergantian direksi tidak menjadi masalah besar dalam hal pelaksanaan suatu kerja sama. Hal tersebut adalah salah satu hal yang wajar dan biasa terjadi, selama tidak ada kebijakan yang merugikan investor," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper