Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober diperkirakan akan berbalik inflasi, setelah tiga bulan sebelumnya secara berturut-turut mengalami deflasi.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal mengatakan bahwa tingkat inflasi bulan Oktober diprediksi berada pada angka antara -0,05 persen sampai 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ada beberapa hal yang menjadi pemicu.
“Pertama kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau diprediksi akan mengalami inflasi yang cukup signifikan. Mengingat 9 dari 11 komoditas tercatat mengalami peningkatan harga,” katanya saat dihubungi, Minggu (1/11/2020).
Faisal menjelaskan bahwa peningkatan paling signifikan ada pada harga cabai merah keriting yang diperkirakan 0,14 persen, cabai merah besar 0,07 persen, dan bawang merah 0,03 persen.
Faktor kedua berkaitan dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar baik di DKI Jakarta maupun daerah lainnya. Kelompok pengeluaran transportasi serta rekreasi, hiburan, dan budaya diprediksi akan mengalami inflasi seiring dengan mulai dibukanya bioskop, karaoke, spa, tempat biliar, hingga taman hiburan.
Terakhir yaitu harga emas bulan Oktober relatif stabil. Ini membuat kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya akan mengalami inflasi pada angka yang relatif rendah dan terkendali.
Baca Juga
“Secara umum, deflasi atau inflasi tipis ini menunjukkan masih terjadi pelemahan permintaan yang disebabkan oleh adanya pandemi,” jelasnya.
BPS akan mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) bulan Oktober pada hari ini, Senin (2/11/2020), pada pukul 11.00 WIB.