Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis properti subsektor apartemen diprediksi terus tertekan hingga akhir tahun, karena peminat hunian lebih memilih untuk membeli rumah dan kavling.
"Sekarang pasar lebih memilih rumah, kavling, baru apartemen. Ini karena rumah dianggap lebih bernilai dan gerak ruangnya tidak terlalu terbatas," kata CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada Bisnis pada Senin (2/11/2020).
Menurutnya, saat ini rumah dianggap lebih bernilai karena capital gain-nya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan apartemen.
Apartemen masih mengandalkan bisnis persewaan karena harga saat ini menurun. "Harga pasar sewa apartemen sedang turun, ini yang membuat apartemen kurang diminati," kata Ali.
Akumulasi pasokan apartemen Jakarta
Head of Research Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia James Taylor mengatakan tingkat penjualan apartemen berada di level 62 persen tanpa ada pasokan baru yang diluncurkan pada kuartal III/2020. Saat ini suplai apartemen di Jakarta dan sekitarnya mencapai 168.000 unit.
"Penyerapan melemah dikarenakan umumnya permintaan di sektor ini didominasi oleh para pembeli yang bertujuan untuk berinvestasi, tetapi sekarang mereka lebih berhati-hati. Harga apartemen stagnan," ucapnya.
Adapun mayoritas pengembang masih mengadopsi strategi pemasaran baru yaitu menggunakan teknologi digital, seperti tur virtual, media sosial, webinar, dan lain-lain.
"Kami melihat beberapa pengembang lokal maupun asing mulai aktif melirik potensi proyek di titik-titik transit seperti commuter line, LRT [light rail transit], dan MRT [mass rapid transit]," tutur Taylor.