Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Kuartal Ketiga Membaik, Ekonom: Indikasi Pemulihan Ekonomi Masih Dini

Meski investasi membaik, indikator-indikator lainnya masih terkontraksi dalam, misalnya konsumsi, indeks penjualan riil, serta PMI manufaktur yang kembali mengalami penurunan pada September 2020 setelah sempat meningkat pada kisaran level 50 pada Agustus 2020 lalu.
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai sinyal pemulihan ekonomi masih terlalu dini meski realisasi investasi tercatat mengalami pertumbuhan positif pada kuartal ketiga tahun ini.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat angka realisasi investasi pada kuartal III/2020 sebesar Rp209 triliun. Realisasi ini naik jika dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang sebesar Rp191,9 triliun dan kuartal III/2020 tahun lalu sebesar Rp205,7 triliun.

Dari total realisasi investasi tersebut, aliran penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp102,9 triliun, naik 9,1 persen dari kuartal II/2020 dan 2,1 persen secara tahunan. Sementara, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp106,1 triliun, naik 8,7 persen dari kuartal sebelumnya dan 1,1 persen dari tahun lalu.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan peningkatan investasi yang terjadi di kuartal ketiga ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi, namun masih sangat dini.

Pasalnya, indikator-indikator lainnya masih terkontraksi dalam, misalnya konsumsi, indeks penjualan riil, serta PMI manufaktur yang kembali mengalami penurunan pada September 2020 setelah sempat meningkat pada kisaran level 50 pada Agustus 2020 lalu.

Selain itu, kata Faisal, untuk melihat kontribusi investasi terhadap PDB, masih harus menunggu data realisasi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pasalnya, secara historis kedua data investasi BKPM dan BPS tidak selalu sejalan.

"Ini masih terlalu dini untuk menyimpulakn pemulihan ekonomi dan yang dicatat di pertumbuhan ekonomi nanti adalah PMTB karena cakupannya luas," katanya kepada Bisnis, Jumat (23/10/2020).

Jika dibandingkan secara kuartalan, realisasi investasi tercatat mengalami peningkatan. Faisal mengatakan sinyal pemulihan ini masih belum terlalu kuat di saat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya tertangani dan belum ada ekspansi yang signifikan dari dunia usaha.

Faisal pun memproyeksikan investasi pada kuartal IV/2020 juga akan membaik dibandingkan dengan kuartal III/2020 ini, namun pertumbuhannya dinilai masih akan terbatas, belum akan kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

"Ke depan saya rasa PMA bisa pulih lebih cepat dari PMDN karena terkait dengan ekonomi global. Kalau ekonomi membaik, investasi logikanya membaik, tapi juga bergantung dengan kondisi di Indonesia, apakah pandemi sudah tertangani atau belum," jelasnya.

Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memproyeksikan target investasi BKPM tahun ini Rp817,2 triliun kemungkinan akan tercapai jika melihat realisasi investasi pada kuartal III/2020 yang sudah mulai membaik.

Menurutnya, pembukaan kembali sektor-sektor ekonomi membuat aktivitas produksi dan investasi mulai kembali tumbuh pada kuartal III/2020.

"Pertumbuhan ini bisa meningkat di kuartal IV/2020 karena aktivitas ekonomi mulai meningkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper